Rabu 20 Mar 2019 17:03 WIB

Kota Bandung Ajak Pemuda Berperan dalam Program Sister City

Diharapkan kehadiran pemuda mampu merumuskan kerja sama yang lebih nyata.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Gedung Sate
Foto: jabarprov.go.id
Gedung Sate

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung mengajak pemuda untuk berperan dalam program Sister City. Wakil Wali Kota Bandung‎, Yana Mulyana merangkul para pemuda untuk ikut berperan dalam program Sister City. Dia berharap kehadiran pemuda dalam program ini mampu merumuskan kerja sama yang lebih nyata antara pemuda Kota Bandung dengan pemuda dari negara lain.

‎Yana sangat bersyukur wadah para pemuda yang fokus beraktivitas di program Sister City ini telah terbentuk. Wadah tersebut yaitu Bandung Sister Cities (Basic) Youth Foru‎m yang berada di bawah bimbingan Dinas Pemuda dan Olah raga (Dispora) Kota Bandung.

Baca Juga

‎"Saya apresiasi apa yang dilakukan teman-teman. Sekaligus kita evaluasi program Sister City ini. Potensinya luar biasa, oleh karenanya kami sambut. Kami juga berharap pemuda bisa membuat program yang lebih kongkret dan kerja sama di program Sister City,‎" kata Yana dalam siaran persnya, Selasa (19/3).

‎Yana berharap, inisiatif Basic Youth Forum menjaga hubungan dengan para pemuda dari berbagai negara bisa tetap berjalan konsisten. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan memberi dukungan terhadap aktivitas berjejaring ini dengan catatan harus berani menjajaki kerja sama yang lebih kongkret.

Pemkot Bandung, kata Yana, secara bertahap akan berupaya menindaklanjuti gagasan tersebut dengan memfasilitasinya dalam program Sister City.‎ Ia yakin, Basic Youth Forum bisa menangkap setiap peluang kerja sama dengan negara lain, utamanya di sektor kepemudaan.

"Mudah-mudahan ke depan bisa meningkatkan kerja sama. Karena banyak program dari negara negara sahabat. Nanti ‘G to G’ tugas kita, tapi kontennya bisa jadi dari temen-temen," ujarnya.

Yana mengungkapkan, di masa pemerintahannya bersama Oded M Danial ini bakal menjalin banyak kerja sama dengan negara-negara yang lebih maju. Yakni dengan mempelajari perkembangan teknologi untuk menunjang pembangunan di Kota Bandung agar lebih pesat.

"Bandung di periode kami siap jadi ‘living lab’. Apabila ada aplikasi atau teknologi, kita siap menjadi laboratoriumnya. Jadi kalau negara lain mempelajari itu 10 tahun, kenapa tidak kita pelajari itu dan kembangkan dalam 1 tahun,"‎ ulasnya.

‎Sementara itu, Koordinator Eksekutif Basic Youth Forum, Teguh Sarwono‎ menuturkan, selama ini pihaknya secara swadaya telah menjalin komunikasi bersama 14 kota dari 9 negara. Bahkan, Basic Youth Forum telah bekerja sama dengan Kota Braunschweig Jerman dengan mengirimkan‎ pemuda Kota Bandung untuk belajar sambil magang.

‎"Kami juga ikut aktif mencari peluang dan gagasan bagi sister city kemudian menjalankannya juga," ujar Teguh.

Sama halnya dengan Basic Youth Forum yang kini beraudiensi bersama wakil wali kota, menurut Teguh, pola serupa juga sedang ditempuh oleh jejaring di negara lain untuk mendekati pemerintahnya masing-masing.

"Kita sering melakukan video conference dan berdiskusi langsung bersama mereka tentang gagasan dan isu dari masing-masing kota. Kita ada jaringan di kota-kota sister city, sehingga mereka bisa mendorong pemerintah kota mereka untuk memperkuat hubungan ini," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement