REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT— Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo kembali menyerukan ketegangan antara Qatar dan empat negara Teluk Arab lainnya untuk dihentikan. Ia meminta agar resolusi antara masing-masing pihak dapat dicapai.
Dalam kunjungan ke Kuwait, Pompeo mengatakan krisis yang terjadi telah mengguncang Dewan Kerja Sama Teluk Arab selama hampir dua tahun. Hal itu dinilai telah menghambat upaya untuk memerangi ancaman regional yang dapat timbul, seperti aksi terorisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Konflik yang terjadi antara Qatar dan Arab Saudi, serta sejumlah negara Teluk Arab lainnya pertama kali berlangsung pada 5 Juni lalu. Saat itu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Qatar dituding telah mendukung kelompok teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin. Negara itu disebut juga mendanai, merangkul terorisme, ektremisme, serta organisasi sektarian yang dianggap berbahaya untuk keamanan nasional masing-masing tersebut, serta seluruh wilayah di Timur Tengah.
Sejak awal konflik berlangsung, Qatar dengan tegas membantah bahwa negara itu mendanai terorisme, ekstremisme, dan kelompok berbahaya lainnya. Meski demikian, kedekatan Doha dengan Iran dalam sejumlah kerja sama, di antaranya sumber daya minyak menimbulkan kekhawatiran empat negara Teluk Arab tersebut.