REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menanggapi hasil survei Litbang Kompas, khususnya di Jawa Barat dan Banten. Kiai Ma'ruf akan terus melakukan kampanye di dua provinsi itu karena berdasarkan survei itu keunggulannya masih tipis.
"Kita genjot lagi, pulang dari sini Banten lagi," ujar Kiai Ma'ruf saat baru tiba di Balikpapan dalam rangka melakukan safari politik di Kalimantan Timur, Rabu (20/3) malam.
Kiai Ma'ruf kemudian membandingkan selisih elektabilitas antara Kompas dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di wilayah Jabar dan Banten. Versi litbang Kompas, keterpilihan paslon 01 memang meningkat dari yang tadinya 39,3 persen di Oktober 2018 menjadi 42,1 persen di Maret 2019.
Namun, hal tersebut masih kurang, karena di survei Kompas, paslon 02 masih bertahan dengan elektabilitas 47,7 persen di Maret 2019. Pada Oktober 2018, penantang punya elektabilitas 50,2 persen di wilayah tersebut.
"Kalau Kompas (selisih) lima persen, kalau SMRC itu sudah menang 1,5 persen," ucap Kiai Ma'ruf.
Menurut dia, dalam survei dari SMRC pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di Jabar dan Banten. Bahkan, secara nasional selisih pejawat dan penantang 26 persen. Sebanyak 58 persen untuk Jokowi-Ma'ruf, sedangkan 31 persen untuk Prabowo-Sandi.
Terlepas dari survei di Jabar dan Banten, Kiai Ma'ruf tetap optimistis atas elektabilitas secara nasional. Melihat hasil survei SMRC dan Kompas, Kiai Ma'ruf akan berpatok pada presentase selisih suara di tengah, yakni sekira 20 persen.
"Kalau SMRC itu bedanya 26 (persen), itu kan 58 (persen) sana (Prabowo-Sandiaga) cuma 31 (persen) dan Kompas ya 11 (persen). Sekarang kita ambil tengah aja, sekitar 20 (selisihhya)," jelas Kiai Ma'ruf.