REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Sepinya penumpang angkot karena beralih penggunaan trasportasi daring membuat Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok berencana akan meremajakan angkot-angkot di Kota Depok.
Berdasarkan data yang dihimpun Dishub Kota Depok, hanya 30 persen masyarakat yang mengisi muatan setiap angkot melintas di jalan. Biasanya isi satu angkot sembilan penumpang, kini tiga penumpang.
"Penggunaan angkot disebabkan banyaknya masyarakat yang telah beralih ke moda tranportasi online. Sehingga, ini menjadi suatu pekerjaan rumah untuk pihaknya dalam menata angkutan perkotaan. Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh operator angkutan umum untuk melakukan peremajaan, agar masyarakat tertarik lagi pakai angkot," ujar Kepala Dishub Kota Depok, Dadang Wihana di Balai Kota Depok, Rabu (20/3).
Dadang mengatakan, selain perubahan kultur masyarakat, keberadaan transportasi online pun juga menjadi suatu persaingan di kalangan pengelola angkutan umum. Hal itu terbukti, hanya 1.800 angkot yang beroperasi dari total 3.600 angkot di Kota Depok.
"Sudah menurun 50 persen, tapi pengelola angkutan umum tetap kurang memperhatikan sarana dan prasarana. Kami inginnya nanti, angkot itu pakai AC biar mereka nyaman dan merasa aman seperti naik transportasi online," terangnya.
Dia berharap, dengan adanya peremajaan angkutan umum di Depok, dapat menambah minat masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum, khususnya angkot. "Pemerintah hadir sebagai regulator ke pengusaha angkot, agar mereka dapat bebenah meningkatkan infrastruktur mereka," tegas Dadang.
Seorang sopir angkot, Harahap (56) mengaku, penumpang angkot sepi karena sudah beralih ke angkutan daring. "Sepi penumpang, saya senang jika ada ide pemerintah mau meremajakan angkot agar dapat bersaing," tuturnya.
Seorang warga Beji, Aris (27) menanggapi rencana peremajaan angkot. "Bagus lah, memang harus seperti itu nyaman fasilitasnya memadai, aman juga dengan supir yang memang sudah tersertifikasi (layak)," pungkasnya.