REPUBLIKA.CO.ID, BEIRA -- Pekerja bantuan bergegas menyelamatkan orang-orang yang terjebak banjir di sekitar kota pelabuhan Beira di Mozambik pada Rabu (20/3). Ini terjadi setelah topan Idai menewaskan ratusan orang di Afrika Tenggara.
Pejabat Federasi Palang Merah Internasional, Caroline Haga mengatakan, daerah-daerah yang paling parah terkena dampaknya dekat dengan sungai Buzi di sebelah barat Beira. Dua sungai, termasuk Buzi, meluap setelah badai menghujani Zimbabwe, dan Malawi pada akhir pekan.
Sungai mengirimkan aliran air ke Mozambik dan menciptakan keadaan darurat kedua. Badan-badan bantuan mengubah taktik untuk menangani situasi yang terjadi.
"Banjir ini sangat berbeda karena sekarang ini masalah hidup atau mati," kata Haga.
Beberapa korban masih berada di pohon atau atap, mereka menunggu tim penyelamat datang setelah badai pertama kali melanda. Jalan-jalan di sekitar kota pelabuhan Beira di Mozambik dibanjiri, dan hujan deras.
Kondisi ini mempersulit upaya penyelamatan. Bantuan juga harus diterbangkan dengan helikopter atau pesawat.
Tim penyelamat menjatuhkan biskuit berenergi tinggi dan tablet pemurni air kepada para korban bencana. Pasokan lainnya juga diberikan kepada orang-orang yang dikelilingi oleh air dan lumpur coklat kemerahan pada Rabu.
Banjir juga membawa ancaman penyakit yang ditularkan melalui air dan pernapasan, termasuk pneumonia. Topan Idai menyerang Beira dengan kecepatan angin hingga 170 km per jam (105 mil per jam), Kamis lalu. Kemudian pindah ke pedalaman ke Zimbabwe dan Malawi, meratakan gedung-gedung dan membahayakan nyawa jutaan orang.
Setidaknya 200 orang tewas di Mozambik, dan 98 di Zimbabwe. Tetapi jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat, karena penyelamat masih menemukan mayat.
Mozambik telah menyatakan keadaan darurat nasional karena negara tersebut menghadapi bencana banjir akibat Idai. Presiden Mozambik Filipe Nyusi menyatakan tiga hari berkabung nasional mulai pada Rabu. Ia mengatakan jumlah kematian dari topan, dan banjir yang terjadi selanjutnya dapat meningkat menjadi lebih dari 1.000.
Kepala bagian Penyelamatan Afrika Selatan, Travis Trower mengatakan, banyak orang tetap terperangkap di pulau-pulau di sekitar Beira. Tetapi fase penyelamatan akut, dengan menarik orang dari atap, dan pohon sebagian besar telah selesai.