Kamis 21 Mar 2019 09:30 WIB

Masyarakat Diimbau Jaga Infrastruktur untuk Lahan Gambut

Sumur bor dan sekat-sekat kanal yang telah dibangun di titik-titik rawan kebakaran.

Penyemprotan air ketika melakukan pendinginan di lokasi lahan gambut. (ilustrasi)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Penyemprotan air ketika melakukan pendinginan di lokasi lahan gambut. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Badan Restorasi Gambut (BRG) mengimbau kepada masyarakat agar menjaga infrastruktur untuk pembahasan lahan gambut. Misalnya, sumur bor dan sekat-sekat kanal yang telah dibangun di titik-titik rawan kebakaran.

"Penjagaan infrastruktur tersebut, agar pencegahan kebakaran di lahan gambut dapat dimaksimalkan, apalagi sekarang akan memasuki musim kemarau. Untuk itu diharapkan masyarakat bisa menjaganya," kata Deputi Bidang Edukasi, Sosial, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna Safitri di Pontianak, Kamis (21/3).

Ia menjelaskan, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan(karhutla), BRG terus mengintensifkan pembahasan di lahan gambut, termasuk di provinsi Kalimantan Barat. Jika pembasahan tersebut dilakukan pada lokasi yang telah ditargetkan, maka bisa membuat lahan gambut yang kering menjadi lembab.

"Sehingga, potensi kebakaran akan berkurang, namun bukan berarti dapat menghilangkan kebakaran di wilayah tersebut, karena pembasahan di lahan gambut hanya menaikkan muka air di lahan tersebut," ujar Myrna.

Selain itu, BRG juga melakukan pemeliharaan infrastruktur yang sudah dibangun untuk mencegah secara dini kebakaran di lahan gambut. Ia mengakui, hingga saat ini jumlah infrastruktur untuk pembasahan di lahan gambut belum memenuhi target yang telah ditentukan.

Hal itulah yang menjadi kendala BRG dalam upaya menekan kebakaran di lahan gambut. "Kami dalam hal ini juga terkendala anggaran, misalnya harus membuat sebanyak 20 unit sumut bor di satu wilayah, tetapi yang terbangun baru sekitar lima hingga sepuluh unit sehingga harus dibangun secara bertahap," kata Myrna.

Data BRG mencatat, luas kebakaran lahan gambut di area target restorasi gambut BRG di Provinsi Kalbar berkurang. Yakni, 26.664 hektare pada 2015, turun menjadi 2.599 hektare di 2019.

Pembangunan Infrastruktur Pembahasan Gambut (PIPG) yang dibangun oleh BRG dan mitra berhasil menurunkan titik panas secara signifikan. Di Kalbar BRG, pemda dan mitra LSM telah membangun PIPG sejak 2016 hingga 2018 sebanyak 326 unit sumur bor, dan 419 unit sekat kanal.

Selain itu, juga dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Peduli Gambut (DPG) sejak 2017 - 2018, oleh BRG bersama mitra pada 31 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Kayong Utara dan Sambas.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement