REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Aria Bima, mengatakan timnya lalai mengantisipasi penyebaran hoaks di masyarakat. Kelalaian tersebut lantaran TKN hanya fokus untuk menyampaikan narasi-narasi positif, visi, misi, dan program pasangan calon nomor urut 01 tersebut.
"Itu kita lalai, kami pikir rakyat itu tidak mudah percaya, faktanya banyak yang percaya. Walau kita sudah konferensi pers, rupanya masih banyak yang percaya," ujar Aria Bima di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3).
Untuk itu, ia mengatakan, TKN akan memasukan materi melawan hoaks pada kampanye terbuka yang berlangsung pada 24 Maret hingga 13 April mendatang. TKN akan meluruskan hoaks terkait Jokowi yang beredar di masyarakat.
Hoaks-hoaks yang dianggap menurunkan keterpilihan Jokowi-Ma'ruf, yakni penghapusan pendidikan agama, legalisasi LGBT, dan munculnya kondom berlogo paslon 01 tersebut. "Kalau perlu dalam iklan-iklan kampanye besok akan kita sampaikan mana-mana saja yang hoaks, tidak hanya menyampaikan keberhasilan untuk para calon pemilih," ujar Aria.
Aria mengatakan caleg dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK), relawan, dan tokoh masyarakat juga akan dilibatkan untuk melawan hoaks yang tertuju kepada pasangan calon nomor urut 01. Ia menambahkan ada 162 ribu calon legislatif (caleg) yang akan turut mengampanyekan Jokowi-Ma'ruf.
"Ini penting (kampanye oleh para caleg), karena hoaks ini adalah fitnah yang memperkecil penurunan suara kita. Satu bulan cukup," ujar Aria Bima.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut pun optimistis, paslon Jokowi-Ma'ruf Amin dapat memenangkan Pilpres 2019. "Kami tetap yakin bahwa Jokowi-Ma'ruf Amin akan leading dan leaded di angka minimal 56 persen, dengan prediksi kami sekitar 60,1 persen," ujar Aria Bima.