REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- JK Rowling baru-baru ini mengatakan dua karakter dalam serial novel Harry Potter memiliki hubungan sesama jenis. Pernyataan itu telah memicu kemarahan dari sebagian pembacanya.
Menurut pembaca Rowling sengaja mengubah ide cerita dari bukunya agar mengikuti isu sosial yang berkembang. Pada 2007, Rowling telah sempat menyinggung Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts telah jatuh cinta pada Gellert Grindelwald.
Setelah satu dekade berlalu, isu ini kembali Rowling angkat. Banyak pengemar yang menilainya sebagai cara pengarang mendekati komunitas LGBT.
"Anda berkesempatan membuat Dumbledore atau Grindelwald gay ketika Anda, Anda tahu, menulis buku atau membuat film," ujar akun @ZoeyReport di Twitter mengkritik langkah tersebut.
Tuduhan serupa pun banyak dilayangkan di media sosial. Atas banyak tuduhan tersebut, agen Rowling masih menolak untuk mengomentari.
Keputusan untuk membaurkan cerita dengan kondisi modern sudah menjadi hal umum untuk sebuah film. Hal ini pun terjadi pada film Marvel Studios terbaru
Marvel Comics dikecam karena membuat tokoh utama Captain Marvel menjadi seorang perempuan. Padahal, karakter tersebut menampilkan kelamin pria dalam salah satu serialnya.
Rowling sebelumnya dituduh secara retroaktif mencoba memasukkan keragaman ke dalam rangkaian pemeran yang didominasi oleh karakter heteroseksual kulit putih. Hal ini terlihat saat melibatkan artis kulit berwarna berperan sebagai Hermione dalam drama Harry Potter dan The Cursed Child.
Meski mendapatkan kencaman atas keputusan tersebut, banyak pula yang mendukungnya. Sejumlah penggemar berterima kasih kepada penulis atas upaya terbarunya untuk memperkenalkan keragaman ke dunia Harry Potter.
"Saya memilih untuk fokus pada kemajuan, dan saya pikir karakter Anda membantu kami tumbuh dan berpikir," ujar sebuah akun di Twitter, dilansir dari Malay Mail.