REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak tertarik dengan janji politik. Hal itu berkebalikan dengan perilaku elit politik di Indonesia yang gemar mengumbar janji.
"Sebesar 70,4 persen masyarakat tidak tertarik dengan janji politik yang ditawarkan capres/cawapres. Hanya 18.3 persen pemilih yang tertarik dengan janji politik," kata Pangi, Kamis (21/3).
Berdasaran survei, sebagian besar masyarakat tidak pernah mempertanyakan atau menagih janji politik. Sekitar 71,4 persen masyarakat tidak peduli lagi dengan janji politik. Hanya 16,6 persen masyarakat yang menagih janji politik kampanye.
"Dari hasil survei itu sangat wajar jika politisi senang mengobral janji. Mereka menyadari bahwa masyarakat tidak akan menagih janji politik yang dulu pernah mereka tawarkan, karena psikologi pemilih seringkali pelupa dan pemaaf," pungkas Pangi.
Survei juga mengungkap 62,8 persen masyarakat tidak percaya dengan janji politik. Hanya sebesar 24,7 persen masyarakat yang mempercayai janji politik saat kampanye.
Voxpol juga melalukan survei soal janji politik yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memilih. Sebesar 63,5 persen masyarakat tidak menggunakan janji politik sebagai pertimbangan memilih. Hanya 27,3 persen yang menggunakannya sebagai pertimbangan untuk memilih.
Voxpol Center mengadakan survei pada 26 Februari - 8 Maret. Survei dilakukan menggunakan metode /multistage random sampling/. Survei yang melibatkan 1.220 responden itu memiliki tingkat kesalahan (margin of error) sebesar +-2,98%.
Survei Voxpol itu dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia. Mengambil responden yang berusia 17 tahun ke atas. Tingkat kepercayaan pada sruvei tersebut adalah 95%.