Kamis 21 Mar 2019 14:27 WIB

Tragedi Christchurh, Jamaah Masjid Agung Paris Bersimpati

Karangan bunga datang dari kalangan Muslim maupun non-Muslim.

CEO Adinda Azzahra Travel, Priyadi Abadi menyaksikan karangan bunga di Masjid Agung Paris untuk para syahid di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Foto: Dok Adinda Azzahra
CEO Adinda Azzahra Travel, Priyadi Abadi menyaksikan karangan bunga di Masjid Agung Paris untuk para syahid di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Tragedi penembakan jamaah di dua masjid  di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3),  mengundang simpati dunia. Tak terkecuali mereka yang berada maupun datang ke kota mode ternama, Paris, Perancis.

Hal itu ditunjukkan di Masjid Agung Paris (Grande Mosquee de Paris) yang berlokasi di  2bis place du Puits de l'Ermite, 75005 Paris. Banyak  orang yang meletakkan karangan bunga di masjid tersebut.

“Karangan bunga tersebut berasal  dari jamaah-jamaah  masjid dan pengunjung masjid (turis) yang bersimpati atas tragedi di dua masjid di Selandia Baru,” kata Chief Executive Officer (CEO) Adinda Azzahra, Priyadi Abadi melalui daring kepada Republika.co.id, langsung dari Paris, Kamis  (21/3) siang waktu Jakarta atau Shubuh waktu Paris.

Priyadi tengah berada di Perancis membawa rombongan wisatawan Muslim (Muslim traveller) asal Indonesia mengunjungi sejumlah negara di Eropa. Rabu (20/3), Priyadi dan rombongan wisatawan Muslim itu shalat Ashar di Masjid Agung Paris.

“Banyaknya karangan bunga di Masjid Agung Paris  menunjukkan bahwa  masyarakat dunia berduka. Baik mereka yang  sesama Muslim maupun non-Muslim. Semua berduka dan mengutuk keras. Ini terlihat dari karangan bunga yang bertuliskan ucapan duka cita dari pengunjung masjid yang  non-Muslim,” ujarnya.

Priyadi yang juga chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) menegaskan, tragedi di dua masjid di Selandia Baru  menggugah kesadaran di kalangan Muslim traveller untuk semakin dekat ke masjid.

“Kami kini mengusung tagline ‘Kami tidak takut ke masjid’. Dengan adanya penembakan di  dua masjid di Selandia Baru, justru kami para Muslim Traveller makin semangat untuk melaksanakan ibadah shalat di masjid mana pun di dunia ini. Kami tidak takut ke masjid, dan kmi bertekad untuk memakmurkan masjid-masjid di mana Muslim menjadi minoritas,” papar Priyadi Abadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement