REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido mengatakan, agen-agen intelijen telah menangkap kepala stafnya. Menurut Guaido, penculikan itu menandakan bahwa Presiden Nicolas Maduro mulai bertindak menentang oposisi.
"Merena telah menculik @ROBERTOMARRERO, kepala staf saya," ujar Guaido dalam Twitter-nya, Kamis (21/3).
Guaido mengatakan, kediaman Marrero dan legislator oposisi Sergio Vergara telah digerebek sebelum fajar. Hingga saat ini, pihak oposisi tidak mengetahui keberadaan Marrero dan Vergara. "Kami tidak tahu keberadaan mereka. Mereka harus segera dibebaskan," kata Guaido.
Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Informasi Venezuela tidak segera memberikan tanggapan maupun komentar.
Kepemimpinan Guaido telah mendapatkan dukungan dari sebagian besar negara Barat. Sementara, Maduro menyebut Guaido sebagai boneka Amerika Serikat (AS).
Beberapa waktu lalu, Guaido melakukan perjalanan keliling Amerika Selatan untuk menggalang dukungan diplomatik terhadap pemerintahannya.
Sebelumnya, Mahkamah Agung Venezuela telah melarang Guaido untuk pergi ke luar negeri dengan ancaman hukuman penjara. Namun, ketika Guaido kembali ke Venezuela, ia tidak ditahan oleh pihak imigrasi.
Belum lama ini, pemerintahan Guaido telah mengambil alih aset diplomatik Venezuela yang berada di AS. Utusan pemimpin oposisi, Carlos Vecchio mengatakan, oposisi telah menguasai dua gedung milik kementerian pertahanan Venezuela di Washington dan satu gedung konsuler di New York.
"Kami mengambil langkah ini untuk melestarikan aset Venezuela di negara ini, kata Vecchio, Selasa (19/3).
Vecchio menambahkan, tidak menutup kemungkinan oposisi akan mengambil alih kedutaan Venezuela di Washington. Adapun Vecchio telah melepas foto Presiden Maduro dan menggantinya dengan foto Guaido di gedung-gedung yang telah diambilalih.