REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi berupaya meningkatkan semarak kegiatan keagamaan di tengah masyarakat. Langkah ini sebagai bagian dari mendorong peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Misalnya, gerakan Shalat Subuh berjamaah di Masjid Agung Sukabumi pada Jumat (22/3). Dalam kesempatan itu hadir Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami serta Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Saleh Makbullah. "Pemkot berharap semarak kegiatan ibadah seperti Shalat Subuh berjamaah dapat terus ditingkatkan," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ketika memberi sambutan selepas Shalat Subuh berjamaah Jumat.
Hal ini dapat terlihat dengan ramainya masjid dengan kegiatan ibadah. Jika hal ini terwujud, Fahmi mengatakan, maka permasalahan kerja dan lingkungan akan selesai. Kondisi tersebut terjadi ketika manusia menyerahkan sepenuhnya permasalahan kepada Allah SWT.
Selain Shalat Subuh berjamaah, Fahmi mengatakan, ia juga mengingatkan mengenai adanya surat edaran shalat fardu berjamaah tepat waktu di lingkungan Pemkot Sukabumi. Upaya ini sebagai salah satu cara menjaga dan meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan.
Dalam momen tersebut Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengungkapkan isu terkini yang menjadi perhatian masyarakat yakni geng motor yang marak dalam sepekan terakhir. "Masalah geng motor bukan hanya tugas aparat keamanan untuk menyelesaikannya melainkan menjadi tugas kita bersama," ujar dia.
Kalau di lingkungan sekitar ada indikasi tempat berkumpulnya geng motor kata Fahmi maka warga segera melaporkan ke aparat keamanan. Hal ini sebagai bentuk preventif dan menjaga kondusivitas wilayah.
Selanjutnya Fahmi menuturkan, pada Kamis (21/3) pemkot juga menerima Wakil Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jabar dalam rangka tim pengendalian inflasi daerah (TPID). Kegiatan ini ditujukan dalam mencegah inflasi.
Kondisi tersebut karena ada kekhawatiran inflasi naik ketika memasuki pesta demokrasi yang selepasnya langsung dilanjutkan Ramadhan dan Idul Fitri. Biasanya momen ini memicu inflasi yang sangat tinggi.
Selain itu kata Fahmi hal yang membuat inflasi adalah opini atau ekspektasi di masyarakat. Misalnya jelang pileg dan pilpres ada isu kondisi akan kacau dan rusuh padahal faktanya negara dalam kondisi aman.
Dalam sambutannya pula Fahmi menerangkan, makin mendekatnya momen hari jadi Kota Sukabumi ke 105 yang jatuh setiap 1 April. "Saya imbau agar pelaksanaanya berlangsung khidmat dan dirasakan oleh semua warga bukan hanya aparatur," cetus dia.