REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Perempuan di seluruh Selandia Baru mengenakan jilbab hari ini, Jumat (22/3), sebagai bentuk solidaritas dengan wanita Muslim. Mereka berbagi foto mengenakan jilbab dengan tagar #headscarfforharmony dan #ScarvesInSolidarity.
Acara ini didukung oleh Dewan Wanita Islam Selandia Baru dan Asosiasi Muslim Selandia Baru, dilansir di The Guardian, Jumat (22/3). "Untuk menghormati mereka yang terbunuh dalam serangan teror Christchurch, sejumlah warga Selandia Baru akan mengenakan jilbab untuk bergabung dan dalam solidaritas dengan saudari kita. #JilbabForHarmony," kata Rita Thomas di akun Twitter-nya.
"Morena! Hari ini akan sulit bagi banyak teman Muslim kita / whanau. Saya membuat keputusan untuk tautoko komunitas Muslim kami dengan mengenakan #headcarfforharmony. Ini adalah gerakan yang sangat kecil, tetapi saya bisa melakukannya. Setidaknya yang bisa saya lakukan. Kia pai to ra, kia kaha, arohanui!!" kata K Thot.
#scarvesinsolidarity Wear a headscarf today to show solidarity with the Muslim community following the horrific terrorist act committed against them on March 15 in Christchurch ♥️ pic.twitter.com/M6uGB1Jipj
— Arna Alayne (@ArnaAlayne) March 21, 2019
Komentar serupa diucapkan warganet lain, Arna Alayne. "#Scarvesinsolidarity Kenakan jilbab hari ini untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas Muslim setelah aksi teroris mengerikan yang dilakukan terhadap mereka pada 15 Maret di Christchurch," kata Alayne.
"Saya hanya berpikir itu adalah sesuatu yang merupakan cara sederhana untuk menunjukkan solidaritas. Saya melihat banyak pada kesesuaian budaya dan saya merasa benar-benar diyakinkan oleh pernyataan dari komunitas Muslim. ”#HeadScarfforHarmony," kata Calla Wahlquist.
GP Mt Eden dan penyelenggara gerakan Thaya Ashman kepada The AM Show seperti dikutip More FM mengatakan ini adalah undangan sederhana ke seluruh Selandia Baru untuk menunjukkan dukungan. "Juga untuk mengakui kesedihan kami sebagai warga Selandia Baru," katanya.
Obstetric Medicine - supporting all women, of all faiths. #scarvesinsolidarity #ChristchurchTerrorAttack #TheyAreUsWeAreOne pic.twitter.com/3oXuaRVvJR
— Stephanie Cox (@DrStephanieCCox) March 21, 2019
Ashman mengajak tak hanya wanita, tapi pria untuk ambil bagian dari gerakan ini. Seluruh selendang aneka warna yang dikenakan di kepala atau bahu disambut baik. Ashman diketahui menghabiskan waktu menjadi sukarelawan sebagai dokter di Afghanistan dan memiliki hubungan lama dengan komunitas Muslim.
"Gerakan ini memilih untuk bergerak satu sama lain, untuk mengenali kesamaan kita, untuk tidak secara aktif mencari perbedaan tetapi untuk secara aktif terlihat untuk hidup dalam harmoni bersama," kata Ashman.
Ribuan orang telah berkumpul di Hagley Park dekat masjid Al Noor di Christchurch untuk menghadiri shalat Jumat (22/3). Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan Selandia Baru berduka. "Kami adalah satu," ujarnya.
Morena! Today will be rough for a lot of our Muslims friends/whanau.
I made the decision to tautoko our Muslim community by wearing a #headscarfforharmony
It's a very small gesture, but within my capabilities and the least I can do.
Kia pai to ra, kia kaha, arohanui!! pic.twitter.com/fbPX1aVLYY
— K Thot (@kthotty11) March 21, 2019
Azan disiarkan di seluruh negeri dan para hadirin melakukan mengheningkan cipta selama dua menit. Imam di Masjid Al Noor, Gamal Fouda, mengatakan serangan tersebut membuat Selandia patah hati, tetapi tidak rusak. Dia berterima kasih kepada orang-orang Selandia Baru.