Jumat 22 Mar 2019 11:27 WIB

Perempuan Selandia Baru Berbagi Foto Kenakan Jilbab

#headscarfforharmony dan #ScarvesInSolidarity jadi tagar berbagi foto memakai jilbab.

Rep: Idealisa Masyrafina/Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Polisi berjaga di depan Masjid Al Noor di Christchurch, Jumat (21/3).
Foto: AP/Mark Baker
Polisi berjaga di depan Masjid Al Noor di Christchurch, Jumat (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Perempuan di seluruh Selandia Baru mengenakan jilbab hari ini, Jumat (22/3), sebagai bentuk solidaritas dengan wanita Muslim. Mereka berbagi foto mengenakan jilbab dengan tagar #headscarfforharmony dan #ScarvesInSolidarity.

Acara ini didukung oleh Dewan Wanita Islam Selandia Baru dan Asosiasi Muslim Selandia Baru, dilansir di The Guardian, Jumat (22/3). "Untuk menghormati mereka yang terbunuh dalam serangan teror Christchurch, sejumlah warga Selandia Baru akan mengenakan jilbab untuk bergabung dan dalam solidaritas dengan saudari kita. #JilbabForHarmony," kata Rita Thomas di akun Twitter-nya.

Baca Juga

"Morena! Hari ini akan sulit bagi banyak teman Muslim kita / whanau. Saya membuat keputusan untuk tautoko komunitas Muslim kami dengan mengenakan #headcarfforharmony. Ini adalah gerakan yang sangat kecil, tetapi saya bisa melakukannya. Setidaknya yang bisa saya lakukan. Kia pai to ra, kia kaha, arohanui!!" kata K Thot.

Komentar serupa diucapkan warganet lain, Arna Alayne. "#Scarvesinsolidarity Kenakan jilbab hari ini untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas Muslim setelah aksi teroris mengerikan yang dilakukan terhadap mereka pada 15 Maret di Christchurch," kata Alayne.

"Saya hanya berpikir itu adalah sesuatu yang merupakan cara sederhana untuk menunjukkan solidaritas. Saya melihat banyak pada kesesuaian budaya dan saya merasa benar-benar diyakinkan oleh pernyataan dari komunitas Muslim. ”#HeadScarfforHarmony," kata Calla Wahlquist.

GP Mt Eden dan penyelenggara gerakan Thaya Ashman kepada The AM Show seperti dikutip More FM mengatakan ini adalah undangan sederhana ke seluruh Selandia Baru untuk menunjukkan dukungan. "Juga untuk mengakui kesedihan kami sebagai warga Selandia Baru," katanya.

Ashman mengajak tak hanya wanita, tapi pria untuk ambil bagian dari gerakan ini. Seluruh selendang aneka warna yang dikenakan di kepala atau bahu disambut baik. Ashman diketahui menghabiskan waktu menjadi sukarelawan sebagai dokter di Afghanistan dan memiliki hubungan lama dengan komunitas Muslim.

"Gerakan ini memilih untuk bergerak satu sama lain, untuk mengenali kesamaan kita, untuk tidak secara aktif mencari perbedaan tetapi untuk secara aktif terlihat untuk hidup dalam harmoni bersama," kata Ashman.

Ribuan orang telah berkumpul di Hagley Park dekat masjid Al Noor di Christchurch untuk menghadiri shalat Jumat (22/3). Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan Selandia Baru berduka. "Kami adalah satu," ujarnya.

Azan disiarkan di seluruh negeri dan para hadirin melakukan mengheningkan cipta selama dua menit. Imam di Masjid Al Noor, Gamal Fouda, mengatakan serangan tersebut membuat Selandia patah hati, tetapi tidak rusak. Dia berterima kasih kepada orang-orang Selandia Baru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement