Jumat 22 Mar 2019 11:45 WIB

Pabrik Pestisida di Cina Meledak, 47 Orang Tewas

Pabrik itu memproduksi lebih dari 30 pupuk kimia organik.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Foto dari Xinhua menunjukkan ledakan di pabrik pestisida di Chenjiagang Industrial Park, Kota Yancheng, Jiangsu, Cina, Kamis (21/3). Ledakan menewaskan 47 orang dan lebih dari 600 orang terluka.
Foto: Ji Chunpeng/Xinhua via AP
Foto dari Xinhua menunjukkan ledakan di pabrik pestisida di Chenjiagang Industrial Park, Kota Yancheng, Jiangsu, Cina, Kamis (21/3). Ledakan menewaskan 47 orang dan lebih dari 600 orang terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Sebuah pabrik pestisida di sebelah timur Cina, Provinsi Jiangsu meledak, Kamis (21/3). Media setempat melaporkan ledakan tersebut menewaskan 47 orang dan melukai lebih dari 600 orang.

Kebakaran hebat yang menyusul ledakan di salah satu pabrik di Chenjiagang Industrial Park di Kota Yancheng, Jiangsu itu akhirnya bisa dijinakkan petugas pemadam kebakaran. Sebanyak 16 orang yang selamat berhasil dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga

Sebanyak 640 orang dirawat di dekat lokasi kejadian. Sebanyak 32 diantaranya dalam kondisi kritis.

Api bermula dari pabrik milik Tianjiayi Chemical Company lalu menyebar ke pabrik-pabrik tetangganya. Media Cina melaporkan anak-anak di Taman Kanak-Kanak yang berada di dekat lokasi kejadian juga terluka.

Pada Jumat (22/3), China Daily melaporkan penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan. Namun, perusahaan yang mengoperasikan pabrik itu memproduksi lebih dari 30 pupuk kimia organik.

Pupuk tersebut sangat mudah terbakar. Pabrik itu juga sudah pernah didenda karena melanggar peraturan keselamatan kerja.

Dalam pernyataan mereka, badan perlindungan lingkungan Jiangsu mengatakan stasiun pengawas lingkungan di wilayah tersebut tidak menemukan konsentrasi toluene, xylene atau benzene yang abnormal. Dalam pengumuman darurat yang dipublikasikan media resmi mereka, Jiangsu akan memeriksa pabrik dan produsen kimia.

Pengumuman itu dipublikasikan di situs resmi Partai Komunis Provinsi Jiangsu. Dalam pengumuman itu juga disebutkan pemerintah akan menutup perusahaan yang memproduksi bahan kimia berbahaya yang terbukti tidak menjalankan peraturan.

Masyarakat Cina marah dengan buruknya standar keselamatan kerja di negara mereka. Sering terjadi kecelakaan industri, seperti di tambang atau pabrik. Kecelakaan-kecelakaan industri itu semakin meningkat dalam tiga dekade terakhir.

Pada 2015 lalu, sebanyak 165 orang tewas dalam rangkaian ledakan di pabrik kimia di Tianjing. Ledakan di Tianjin, salah satu pelabuhan tersibuk dan tidak jauh dari Beijing, cukup besar sampai terlihat dari satelit dan tercatat di sensor gempa bumi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement