REPUBLIKA.CO.ID, EDMONTON – Masjid Al Rashid di Kota Edmonton, Kanada, kini menginjak usianya yang ke-81 tahun.
Dalam rangka mengabadikan sejarah masjid dan kontribusi besar komunitas Muslim selama beberapa dekade ke ibukota provinsi Alberta ini, sebuah buku baru diluncurkan pada Rabu (20/3) malam lalu.
Masjid Edmonton utara ini adalah masjid tertua di Kanada. Masjid ini pertama kali dibuka untuk ibadah di lokasi aslinya pada 1938.
Namun dalam buku terbarunya, Earle Waugh menulis bahwa sejarah komunitas Muslim tertua di Kanada sebenarnya dimulai beberapa dekade sebelumnya, yakni pada akhir 1800-an. Waugh merupakan seorang profesor dan peneliti agama di Universitas Alberta.
DIa mengatakan, komunitas Muslim hadir di Kanada melalui kedatangan imigran dari Timur Tengah pertama ke negara itu. Mereka adalah para pedagang pot dan wajan keturunan Lebanon.
Para imigran itu bergerak sepanjang Manitoba utara sebelum menetap di Lac La Biche dan Edmonton beberapa dekade kemudian.
"Orang-orang ini sejak awal terlibat dalam pengembangan Kanada," kata Waugh, dilansir dari The Star, Jumat (22/3).
Para pemukim awal itu kemudian mendirikan Masjid Al Rashid. Sejak saat itu, komunitas Muslim meluas dan berkembang menjadi pilar integral dalam komunitas Edmonton yang lebih luas.
Menurut Waugh, bangunan asli dari Masjid Edmonton kini berada di Fort Edmonton Park yang dijadikan sebagai situs bersejarah yang dilestarikan.
Dalam bukunya berjudul "Masjid Al Rashid: Membangun Komunitas Muslim Kanada" itu, Waugh mengatakan dia berharap bisa mengubah narasi umum tentang migrasi Muslim di media.
Karena di media umumnya komunitas Muslim digambarkan tertutup terhadap masyarakat Kanada yang lebih luas.
Pada kenyataannya, Waugh mengatakan sejak didirikan di Edmonton, Masjid Al Rashid telah memainkan peran penting dalam memberikan layanan sosial dan dukungan kepada orang-orang dari semua latar belakang agama dan etnis.
Karena itu, dia menyebut masjid ini menunjukkan Islam yang sepenuhnya telah terintegrasi ke dalam kota Edmonton.
Waugh menuturkan, bab pertama dari sejarah masjid ini dimulai pada 1930-an. Saat itu, keluarga-keluarga yang berasal dari Lebanon di Edmonton mulai melahirkan gagasan untuk menciptakan ruang berkumpul bagi masyarakat.
Sejumlah orang lantas melakukan penggalangan dana untuk masjid dengan mengetuk pintu-pintu kalangan bisnis di sepanjang Jasper Ave.
Foto klasik Masjid Al Rashid/ Muslimcanada.org
Menurut Waugh, orang itu termasuk Hilwie Hamdon, warga Edmonton yang terkenal dan merupakan penyematan nama dari sebuah sekolah negeri di sisi utara kota itu.
"Orang-orang Yahudi, Kristen, dan Muslim memberi uang agar Masjid Al Rashid dapat didirikan," lanjutnya.
Sejak didirikan, masjid Al Rashid telah berkembang dari tempat ibadah menjadi pusat komunitas dengan visi yang lebih besar.
Menurut Waugh, para anggotanya mendirikan bisnis dan perusahaan investasi. Mereka juga turut membantu pendatang baru ke kota itu dan memberikan mereka peluang pekerjaan.
Mereka juga mulai menawarkan pendidikan Islam melalui akademi, layanan pemakaman untuk Muslim, konseling dan bantuan, program pramuka dan kepanduan untuk anak-anak, dan berbagai layanan sosial lainnya.
Waugh menambahkan, bahwa pada dasarnya komunitas Muslim telah menjadi 100 persen warga Kanada.
Buku ini juga menyentuh soal ketahanan masjid Al Rashid saat menghadapi banyak tantangan di sepanjang perjalanannya hingga kini. Terutama, setelah serangan 11 September 2001 terjadi di Amerika Serikat. Setelah itu, muncul retorika anti-Islam di dunia Barat.
Kendati begitu, masjid ini mampu melewati masa-masa yang bergejolak dan melanjutkan perluasan layanannya. Tidak hanya itu, masjid Al Rasjid juga telah menumbuhkan beberapa masjid di kota itu.
Masjid Al Rashid tidak hanya menjadi bagian penting bagi Edmonton, tetapi juga bagi provinsi Alberta secara keseluruhan.
Selama kebakaran hutan Fort McMurray pada 2016, misalnya, masjid Al Rashid membuka pintunya sebagai tempat perlindungan bagi para korban yang melarikan diri dari kobaran api. Mereka juga kerap membantu para tunawisma Edmonton selama musim dingin.
Waugh menghabiskan waktu beberapa dekade untuk meneliti komunitas Muslim Edmonton. Karena itu, Waugh berani mengatakan bahwa Masjid Al Rashid tidak hanya penting bagi kota itu.
Tetapi juga bagi populasi Muslim Kanada secara keseluruhan. Menurutnya, Masjid Al Rashid mewakili 'Islam Kanada' dan merupakan model untuk cara di mana agama bisa berkembang di Kanada.
Direktur Komunikasi Masjid, Noor Al-Henedy, mengatakan buku ini berfungsi sebagai alat pendidikan yang penting dan pengingat bahwa komunitas Muslim telah hadir di Edmonton sejak masa yang lebih awal.
"Banyak orang yang suka berpikir bahwa banyak anggota komunitas Muslim di sini itu baru dan mereka datang melalui imigrasi dalam beberapa tahun terakhir, tetapi itu sama sekali tidak akurat," kata Al-Henedy.
Kolaborasi antar agama adalah bagian sejarah yang menyentuh bagi Al-Henedy. Karena hal itu menunjukkan kemauan masyarakat kota yang beragam untuk mendirikan tempat ibadah bagi siapapun.
Al-Henedy memperkirakan keanggotaan masjid Al Rashid ini mendekati 3.000 pada 2019. Masjid Al Rashid kerap menawarkan tur pendidikan dan menjawab pertanyaan tentang sejarah masjid tersebut.
Dalam pandangan Al Henedy, buku Waugh tersebut diharapkan akan menghapus stereotip dan komentar negatif di sekitar komunitas Muslim.
"Satu buku ini memiliki semua hal di antara dua sampul," tambahnya.