REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah mengutuk pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebelumnya, Trump mengatakan sudah waktunya mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Dalam pernyataannya pemerintah Suriah mengatakan mereka akan mengembalikan wilayah itu menjadi milik mereka 'dengan segala cara yang mungkin dapat dilakukan'. Israel mencaplok wilayah itu pada 1981.
Di pernyataan yang dipublikasikan kantor berita Suriah ini, sumber dari Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan kata-kata Trump tersebut menunjukan 'dukungan bias Amerika Serikat' terhadap Israel. "Tidak mengubah realita Golan dari dulu dan akan selalu milik Suriah, Arab," kata sumber itu, Jumat (22/3).
Golan terletak sekitar 60 Km sebelah barat daya ibu kota Suriah, Damaskus, dan mencakup sekitar 1.200 Km persegi. Israel merebut sebagian besar wilayah Golan dari Suriah pada tahap penutupan perang Timur Tengah 1967.
"Bangsa Suriah lebih bersemangat lagi untuk membebaskan tanah berharga Negeri Suriah dengan segala macam cara," kata sumber dari Kementerian Luar Negeri tersebut.
Menurutnya, pernyataan Trump sangat tidak 'bertanggung jawab' dan menunjukkan adanya upaya 'melanggar' hukum internasional. Pada Kamis (21/3) kemarin, Trump mengatakan sudah waktunya untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Pernyataan itu mengubah kebijakan luar negeri AS dengan sangat dramastis yang memberikan dukungan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjelang pemilu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada Trump. Ia juga mengungkapkan akan segera bertemu dengan Presiden AS ke-45 untuk pertama kalinya sejak Februari 2017.