Jumat 22 Mar 2019 16:57 WIB

Kualanamu Didorong Jadi Hub Penerbangan Domestik

Penumpang Kualanamu mencapai 10 juta orang di tahun 2018.

Seorang calon penumpang pesawat udara berada di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (13/2/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Seorang calon penumpang pesawat udara berada di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (13/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mendukung pengembangan Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara, sebagai hub penerbangan domestik wilayah Indonesia bagian barat dan wilayah Asia Tenggara. Kualanamu dinilai memiliki posisi yang strategis.

“Bandara Internasional Kualanamu sebagai bandara komersial terbesar keempat di Indonesia dengan potensi ekonomi serta posisi geografis yang strategis, memiliki modal utama sebagai hub internasional dan domestik kedua di Indonesia selain Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kami juga akan terus mengembangkan Kualanamu sebagai hub penerbangan untuk pariwisata yang terhubung dengan kota-kota internasional di kawasan,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (22/3).

Baca Juga

Dia menambahkan letak strategis wilayah Medan yang menjadi pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, menjadikan potensi Medan dan sekitarnya sebagai basis hub penerbangan internasional kian menjanjikan. Dengan posisi geografis yang berdekatan dengan Singapura dan Kuala Lumpur, pusat perekonomian di Asia Tenggara, maka pertumbuhan penumpang internasional diprediksi meningkat.

"Tentunya perlu dukungan semua pihak agar Kualanamu menjadi pintu masuk wisatawan asing ke Indonesia barat atau wilayah Indonesia lainnya. Kualanamu harus menjadi hub yang penting untuk mengimbangi bandara Singapura dan Kuala Lumpur,” kata Ari.

Dengan catatan lalu lintas pergerakan penumpang mencapai 10 juta penumpang pada 2018, 10 persen di antaranya merupakan penumpang internasional. Artinya potensi pasar angkutan penumpang di Bandara Kualanamu masih terbuka luas.

Potensi pasar yang terbuka luas tersebut, turut didukung dengan rencana pengembangan infrastruktur dan kapasitas bandara yang terus ditingkatkan oleh AP II. Pada 2027 mendatang Bandara Internasional Kualanamu diproyeksikan dapat menampung lebih dari 47 juta penumpang.

Lebih lanjut, Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengungkapkan pihaknya menyambut baik komitmen Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional dalam memperkuat Bandara Internasional Kualanamu Medan sebagai hub penerbangan penunjang Garuda Indonesia di wilayah Indonesia barat.

“Komitmen memperkuat jaringan penerbangan Bandara Internasional Kualanamu tersebut juga terus kami optimalkan melalui penjajakan sinergi komersial bersama sejumlah mitra strategis internasional agar nantinya Banda Internasional Kualanamu dapat memiliki daya saing internasional melalui berbagai keunggulan infrastruktur dan kapasitas penerbangannya," tutur Awaluddin.

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan sektor Industri Transportasi Udara Nasional sudah selayaknya memiliki "bargaining point" dalam pengembangan dan optimalisasi jaringan penerbangan nasional. Khususnya dalam mengoptimalkan lalu lintas penumpang serta potensi kepariwisataan melalui pemanfaatan jaringan penerbangan nasional oleh maskapai penerbangan lokal.

“Untuk itu, perlu kiranya kembali dicermati upaya tata kelola pengembangan hub penerbangan internasional agar tetap mengedepankan prioritas pengembangan jaringan hub penerbangan nasional yang tentunya dapat menunjang traffic pergerakan wisatawan internasional melalui optimalisasi kapasitas bandara internasional di Indonesia beserta jaringan penerbangan maskapai nasional,” katanya.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan Indonesia seharusnya menjadi tuan rumah dalam strategi peningkatan kunjungan wisatawan nasional dan internasional, khususnya melalui pengembangan optimalisasi hub & spoke bandara-bandara nasional yang tentunya juga memiliki daya saing tersendiri atas posisi strategis geografis dan keunggulan konektivitas penerbangan nasional.

“Komitmen pengembangan sektor kepariwisataan sebaiknya juga turut diselaraskan dengan upaya proteksi berkelanjutan terhadap sektor industri penunjangnya, yang salah satunya adalah industri penerbangan nasional,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement