REPUBLIKA.CO.ID, Bertatap muka langsung apalagi ber-selfie bersama Menteri Pertanian, tidak terbayangkan sebelumnya oleh Jaja Jamaludin, pemanjat kelapa dari Kabupaten Ciamis. Di depan Mentan Amran Sulaiman, Jaja mengaku dari hasil memanjat kelapa,d ia mampu menyekolahkan ke-4 anaknya.
"Alhamdulillah, di usia 52, saya masih bisa memanjat. Saya bisa memetik kelapa 500 butir dalam sehari, bisa menyekolahkan empat anak saya," ungkap Jaja dengan penuh rasa bangga.
Warga desa Pada Mulya Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, ini adalah satu dari ratusan peserta yang menghadiri acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program Pertanian 2019 yang dilaksanakan di komplek Pondok Pesantren Darul Muta'alimin Ciamis, Desa Imbanagara Raya, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jumat (22/3).
Di Desa Pada Mulya, Jaja tidak sendiri. Setidaknya ada empat orang pemanjat kelapa yang masih tersisa. Keempat pemanjat tersebut acapkali menerima pekerjaan memetik dari desa tetangga.
Mendengar kisah Jaja, Menteri Pertanian Amran Sulaiman terkesan. Ia teringat kisah masa kecilnya yang ternyata tidak jauh berbeda dengan Jaja. Sebagai pemetik kelapa.
"Saya waktu itu memanjat 10 pohon dalam sehari. Tadi saya lihat tangan dan ukuran kakinya sama persis dengan saya. Memang beginilah potongan pemanjat kelapa. Tapi Bapak ini lebih hebat dari saya," tutur Amran disusul tepuk tangan dan tawa peserta. Sebagai bentuk apresiasi, Mentan Amran Sulaiman memberikan bantuan 2 ekor kambing dan bibit kelapa kepada Jaja Jamaludin.
Pada kesempatan tersebut, Mentan memberikan beberapa bantuan seperti hand traktor, kambing, ayam, bibit kopi dan bibit kelapa unggul. "Saya bangga dengan Ciamis yang sudah dikenal dengan kelapa-nya. Oleh karen itu kami membangun selalu berdasarkan keunggulan komparatifnya, sesuai kultur, budaya. Semoga bantuan 6.000 bibit kelapa unggul semakin meneguhkan Ciamis sebagai produsen kelapa terbaik bahkan pengekspor dari Indonesia," ujar Amran.