REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok Muhammad Idris mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Depok merasa perlu menerapkan sistem digitalisasi di seluruh sekolah yang berada di Depok. Langkah itu dinilai penting, karena sistem tersebut sangat mempermudah cara kerja tenaga pendidik dan orang tua siswa dalam mengurus segala adsministrasi di sekolah.
"Lembaga pendidikan akan menghadapi sebuah perubahan yang signifikan akibat proses digital. Jangan sampai kita kalah dengan negara-negara lain atau dengan kota-kota lain," kata Idris dalam seminar bertajuk Digitalisasi Keuangan Lembaga Pendidikan Menuju Inklusi Keuangan' di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jumat (22/3).
Menurut Idris, Kota Depok ternyata juga masih menyisakan persoalan-persoalan keseimbangan antara kemajuan zaman, informasi komunikasi teknologi ini dengan kondisi sekolah-sekolah kita, khususnya sekolah swasta yang memang jauh lebih banyak.
"Jangankan database SDN, sampai tadi data muridnya pun nggak tahu gitu kepala sekolah ditanya, karena masih manual, pendaftarannya masih dicatat. Kadang-kadang nggak tahu hilang kemana dan sebagainya. Makanya digitalisasi ini menjadi sesuatu yang sangat urgent untuk meningkatkan prestasi," tuturnya.
Dia mengaku meskipun Kota Depok sekarang baru berusia 20 tahun, saya yakin dengan SDM dan masyarakat Depok yang sangat luar biasa, Depok harus bisa mengejar kota-kota lain yang memang sudah beratus tahun usianya.
"Kalau negeri kalau untuk SD memang masih ya paling baru 30-an persenlah ya, sampai 40 persen yang sudah digitalisasi. Kalau negeri mungkin relatif lebih mudah, tergantung anggaran kita, perhatian dan anggaran kita untuk mereka bisa melakukan hal ini," terang Idris.
Untuk mempercepat sekolah menggunakan basis digital di sekolah Pemkot Depok akan berkolaborasi perusahaan start up Infradigital Nusantara (IDN),
Sementara CEO PT InfraDigital Nusantara, Ian McKenna menjelaskan bawa pihaknya bercita-cita membangun sebuah sistem keuangan berbasis digital khusus untuk pendidikan. Sistem keuangan yang cocok untuk semua lembaga, mulai dari yang kecil dan menengah sampai universitas yang besar.
Sistem keuangan yang cocok untuk semua orang tua, baik yang punya rekening bank maupun tidak. Sistem yang benar-benar bisa bantu merapikan pencatatan dan melancarkan pendapatan sekolah.
"Aplikasi InfraDigital merupakan Fintech B2B yang digunakan oleh Tata Usaha dan Badan Administratif lembaga pendidikan untuk mengelola dan memudahkan pembayaran tagihan pendidikan siswa, seperti SPP dan tagihan regular lainnya. Ini dilaksanakan menggunakan tagihan digital dan pembayaran online melalui jaringan pembayaran pendidikan diciptakan oleh InfraDigital yaitu jaringan IDN," jelas Ian.
Profesor Finance IPMI International Bussines School HM Roy Sembel menyatakan bahwa digitalisasi keuangan perlu segera diterapkan karena jika tidak, Indonesia akan mengalami kerugian besar.
"Revolusi industri 4.0 telah merambah ke seluruh lini, termasuk pendidikan. Inklusi keuangan sudah mesti diaplikasikan mulai dari rumah tangga. Sekolah sebagai salah satu pilar inklusi keuangan mestinya sudah melakukan digitalisasi keuangan," ujar Roy.