REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, berpesan kepada kedua pasangan calon (paslon) presiden-calon wakil presiden dan masyarakat.
Dia mengingatkan, pemilu bukanlah adu kekuatan, melainkan kontestasi menampilkan kompetensi dan kemampuan.
"Pemilu ini bukan berhadapan satu dengan yang lain, tapi pemilu itu kontestasi menampilkan kemampuan, kompetensi, pengalaman, track record," ujar Wiranto di Halim, Jakarta Timur, Jumat (22/3).
Hal yang dia sebutkan itu akan dinilai oleh masyarakat sebagai pemilih. Karena itu, seharusnya dalam pemilu tidak ada suasana panas, tindakan saling menjatuhkan, mencerca, dan saling membuat hoaks untuk melemahkan lawan politiknya.
"Sebenarnya tidak ada karena ini kontestasi. Sehingga, namanya saja pesta demokrasi. Pesta itu kan gembira, bukan serem, bukan tegang, tapi pesta kegembiraan lima tahun sekali bisa diberi kesempatan untuk memilih pemimpin," terangnya.
Menurutnya lagi, seluruh aparat keamanan siap mengawal masyarakat untuk sampai ke tempat pemungutan suara (TPS). Bahkan, pengawalan itu akan dilakukan sampai ke tahap penghitungan suara.
"Apel kesiapan ini ada dua arah, ke dalam adalah melakukan cek terakhir, memberikan pengarahan-pengarahan apakah kesiapan kita betul-betul sudah prima," terang.
Sementara apel ke arah luar adalah untuk memberikan pesan kepada masyarakat, aparat keamanan sudah siap mengamankan dan menyukseskan pemilu.
Menurut dia, TNI-Polri dan komponen masyarakat keamanan lainnya siap untuk mengawal masyarakat dari kediaman masing-masing.
"Siap untuk mengawal maysarakat dari kediamannya sampai ke TPS. Bahkan sampai ke penghitungan suara. Kita siap untuk mengamankan itu," jelasnya.
Wiranto menjelaskan, hal tersebut disiapkan karena keamanan merupakan jaminan utama pemilu dapat berjalan dengan lancar. TNI-Polri dan segenap komponen masyarakat telah siap untuk mengamankan Pemilu Serentak 2019 dengan tulus dan ikhlas.