REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid (58), WNI yang meninggal dunia akibat serangan teror di Selandia Baru, telah berada di negara tersebut untuk berkabung. Lilik adalah WNI yang selama 16 tahun terakhir menetap di Christchurch dan bekerja sebagai insinyur perawatan pesawat di maskapai Air New Zealand.
"Sebanyak 10 orang keluarga Pak Lilik sudah berada di Selandia Baru sejak tiga hari lalu, semuanya (biaya perjalanan) ditanggung Air New Zealand, di mana almarhum bekerja selama 16 tahun terakhir," kata Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
Sementara pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta membantu mempercepat proses penyiapan dokumen perjalanan dan visa. "Kami selaku perwakilan pemerintah senantiasa siap memberikan bantuan dalam batas-batas kemampuan kami," kata Tantowi.
Lilik sempat tidak diketahui keberadaannya setelah penembakan massal terjadi saat shalat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, 15 Maret 2019. Jenazah Lilik telah dimakamkan di Christchurch pada 17 Maret lalu.
Serangan teror di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood itu mengakibatkan 50 korban meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka, termasuk dua WNI yang hingga kini masih dirawat di Christchurch Public Hospital.