Sabtu 23 Mar 2019 17:49 WIB

BMKG Ajak Masyarakat Mitigasi Perubahan Iklim

BMKG Dorong Mitigasi Perubahan Iklim untuk menyambut Hari Meteorologi Dunia

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: dok. Humas BMKG
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat lebih peduli dan lakukan mitigasi terjadinya perubahan iklim. Hal ini terkait Hari Meteorologi Dunia yang ke-69, Sabtu (23/3).  Peringatan Hari Meteorologi Dunia tahun ini, secara internasional mengangkat tema "The Sun, The Earth, The Weather", yang kemudian diterjemahkan secara nasional menjadi "Matahari, Bumi, Cuaca Untuk Keselamatan dan Kesejahteraan". 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan  diangkatnya tema tersebut seiiring dengan tertujunya mata dunia terhadap isu dampak perubahan iklim yang semakin meningkatkan frekuensi terjadinya bencana, terutama bencana hidrometeorologis, serta perlunya upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim tersebut untuk kesejahteraan masyarakat. 

Baca Juga

"BMKG ingin terus mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim," kata Dwikorita di Jakarta, Sabtu (23/3).

Ia mengungkapkan warga bisa ikut berperan dalam mitigasi dengan melakukan hal-hal yang tampaknya sepele seperti mengurangi penggunaan sampah plastik, membatasi penggunaan kendaraan bermotor, mulai beralih ke sarana transportasi umum, menghemat penggunaan listrik dan air dan menanam pohon. Hal-hal yang tampak sederhana itu, menurut dia, akan membawa dampak besar dalam upaya mencegah dampak buruk perubahan iklim. 

Selain itu, lanjut dia, juga selalu memperhatikan kondisi cuaca ataupun iklim dalam setiap aktivitas sehari-hari, menjaga keselamatan transportasi baik darat, udara, dan pelayaran serta menentukan pola tanam bagi petani ataupun tangkap para nelayan. 

"Perubahan iklim ekstrem merupakan masalah yang dihadapi setiap negara tanpa memandang batas teritorial. Setiap negara pasti merasakan efek buruknya," tuturnya.

Perubahan iklim, sambung Dwikorita, memicu berbagai petaka seperti banjir, kekeringan, longsor, gelombang tinggi, dan peningkatan muka air laut. Bencana alam tersebut dapat menimbulkan korban jiwa serta kerugian ekonomi dan ekologi yang tidak sedikit.

Belum lagi, tambahnya, dampak lanjutan yang juga tidak bisa dipandang sepele seperti merebaknya berbagai penyakit yang berujung pada kematian. Oleh karena itu, menurutnya perlu upaya mitigasi bersama untuk mencegah dampak negatif akibat perubahan iklim tersebut. 

Setiap tahun, tanggal 23 Maret diperingati sebagai Hari Meteorologi Sedunia atau World Meteorological Day karena pada tanggal yang sama tahun 1950 sebuah badan spesialisasi di bidang Meteorologi di bawah naungan PBB bernama World Meteorological Organization dibentuk. WMO adalah organisasi antar pemerintah dengan keanggotaan 186 negara anggota dan 6 anggota teritori. Indonesia masuk menjadi anggota WMO pada 16 November 1950 dan berada di regional V Pasifik Barat Daya. WMO berperan penting dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat, kesejahteraan ekonomi, dan perlindungan lingkungan hidup. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement