REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Pemerintah Kota Padang, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan gerakan tanam sejuta pohon untuk menangkal gelombang air laut akibat tsunami.
Penanaman dimulai dari Pantai Parupuak Tabiang, Padang, Jumat (22/3) kemarin.
Selain Pemprov, Pemkot dan BPNB Penanaman ini juga melibatkan TNI, Polri, aparatur pemerintah dan komponen masyarakat. "Program tanam sejuta pohon ini dilakukan untuk mengurangi resiko bencana, sebab pohon ini dapat menahan gelombang air laut," kata Wagub Sumbar Nasrul Abit, Sabtu (23/3).
Jenis pohon yang ditanam adalah cemara udang. Jenis pohon ini selain berguna untuk mitigasi bencana, juga akan menambah keindahan pantai. Nantinya gerakan ini akan terus berlanjut ke beberapa daerah pesisir pantai lainnya, diantaranya, Pariaman, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, dan Pesisir Selatan. Diharapkan dalam tiga sampai lima tahun kedepan daerah pesisir pantai di Sumbar akan aman dari gelombang.
Wagub berharap pohon yang sudah ditanam bisa terawat dengan baik. Nasrul ingin adanya partisipasi dan peran masyarakat untuk menjaga. Dalam kesempatan yang sama Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Kota Padang terletak di garis pantai dengan panjang lebih kurang 68,126 km.
Kondisi itu membuat wilayah di sekitar pantai berpotensi terkena abrasi dan gelombang air laut. Ia berharap melalui penanaman pohon dan menciptakan hutan pantai bisa menyerap tekanan air sampai 80 persen.
"Kami harap adanya pohon ini memberi daya tahan terhadap potensi kerusakan daerah pantai. Dan yang terpenting untuk mitigasi bencana tsunami," ujar Mahyeldi.