REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Ogan Ilir dan mahasiswa Universitas Sriwijaya menggelar aksi peduli pengumpulan dana untuk membantu korban banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Bagian Hubungan Masyarakat ACT Provinsi Sumsel Hening Ugi Nastiti mengatakan aksi peduli itu digelar di Tugu Simpang Timbangan, Indralaya, Ogan Ilir, sejak Kamis (21/3) bersama para mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Unsri yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kedaerahan Papua.
Diki, koordinator aksi mengatakan, aksi sosial ini sebagai wujud kepedulian anak negeri atas kemalangan yang sedang melanda warga Sentani, Papua. Sebagai mahasiswa asal Papua, Diki merasa terpanggil untuk beraksi nyata dalam meringankan beban penduduk Sentani yang terkena musibah.
Hal serupa juga diungkapkan Viktor. "Sebagai mahasiswa asal Papua, saya berharap semoga tidak ada korban jiwa lagi, dan teman-teman di Sentani selalu diberikan kekuatan oleh Tuhan. Saya juga berterima kasih karena tim ACT OI yang peduli dengan saudara di Papua," kata dia.
Sementara ini sejak digalang dana pada Kamis (21/3) hingga Sabtu (23/3), aksi peduli ini telah mengumpulkan dana Rp 10 juta. Donasi ini akan disalurkan ke warga Sentani melalui ACT Sumsel.
Sebelumnya, ACT Provinsi Sumatra Selatan membuka donasi untuk disalurkan kepada korban banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua dan longsor di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Penggalangan dana ini sudah dibuka sejak 16 Maret 2019. "Nanti dana donasi ini akan disalurkan ACT dalam bentuk bantuan logistik ke lokasi bencana," kata dia.
Sebelumnya banjir bandang melanda Distrik Sentani Kabupaten Jayapura pada 16 April 2019, sehari setelahnya banjir dan longsor melanda Kabupaten Bantul Yogyakarta. Akibat banjir di Sentani Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa (19/3) sebanyak 89 orang meninggal di Jayapura dengan 159 orang luka dan 74 lainnya masih dalam pencarian.
Selain itu BNPB menyebut banjir Distrik Sentani juga merusak 350 unit rumah, 3 jembatan, 8 unit drainase, 1 masjid, 2 gereja, 1 unit pasar, 103 ruko dan 8 sekolah.