Senin 25 Mar 2019 08:32 WIB

Masyarakat Badui Mulai Puasa Kawalu Kedua

Tradisi puasa Kawalu diawali dengan memasak aneka makanan bersama keluarga.

Red: Reiny Dwinanda
Seorang ayah dari Suku Baduy memakaikan ikat kepala kepada anaknya.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang ayah dari Suku Baduy memakaikan ikat kepala kepada anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, Senin (25/3) serentak melaksanakan puasa. Mereka telah memasuki ritual Kawalu Bulan Kedua.

Baca Juga

"Kami bersama istri dan anak memasuki Kawalu Bulan Kedua menjalani puasa seharian," kata Reksan, seorang warga Badui saat ditemui di Desa Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Ahad.

Masyarakat Badui sebelum melaksanakan tradisi puasa Kawalu, terlebih dahulu sore harinya memasak aneka makanan bersama anggota keluarga. Pelaksanaan puasa masyarakat Badui diawali pukul 24.00 WIB dilarang makan dan minum seharian dan berbuka puasa pukul 17.30 WIB.

Sebelum berbuka puasa, mereka wajib memakan daun sirih dan gambir. "Kami memperbolehkan makanan dan minuman setelah terlebih dahulu memakan daun sirih," katanya.

Santa, warga Badui mengaku bahwa mereka bersama anggota keluarga menyambut baik pelaksanaan puasa Kawalu Kedua. Sebab, masyarakat Badui wajib puasa sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu, menurut kepercayaan warga Badui, puasa menjadikan badan sehat, meski kondisi tubuh lemah. Tradisi perayaan Kawalu dilaksanakan tiga kali selama tiga bulan dengan puasa seharian.

"Kami sejak turun temurun melaksanakan puasa Kawalu Bulan Satu sampai Kawalu Bulan Ketiga," katanya.

Santa mengatakan, masyarakat Badui Luar maupun Badui Dalam diwajibkan melaksanakan berpuasa Kawalu itu sejak balig atau usia 15 tahun ke atas. Syarat berpuasa itu adalah sudah dikhitan atau disunat.

"Kami merasa senang menjalani puasa Kawalu itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement