REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Lopez Abrador mengatakan di masa lalu negara adalah pelaku utama pelanggaran hak asasi manusia. Ia menyalahkan kebijakan pemerintah sebelumnya yang 'neo-liberal' atas kekerasan dan penghilangan paksa di Meksiko.
"Ada waktu di mana negara menjadi pelanggar hak asasi manusia yang utama, pelanggar hak asasi yang hebat, hal itu sudah berakhir," kata Lopez Obrador dalam acara yang berencana menghapus penghilangan paksa di Meksiko, Senin (25/3).
Sepuluh ribu orang tercatat menghilang di Meksiko. Negara itu sedang berperang melawan kartel-kartel narkoba dan bentrokan dengan pasukan keamanan dianggap penyebab kematian 200 ribu orang sejak 2006.
"Saya, sebagai presiden, dan di waktu yang sama komandan tertinggi angkatan bersenjata, tidak akan pernah memberikan perintah untuk melakukan pembantaian, untuk menindas rakyat Meksiko," kata Lopez Obrador.