Senin 25 Mar 2019 10:28 WIB

Saatnya Menjauhi Kelompok Lobi Yahudi AIPAC

Apa yang Israel lakukan terhadap Palestina pada dasarnya adalah aparteid.

Tentara zionis Israel menembak warga Palestina yang berunjuk rasa di Ramallah, Palestina. (ilustrasi)
Foto: Majdi Mohammed/AP
Tentara zionis Israel menembak warga Palestina yang berunjuk rasa di Ramallah, Palestina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah anggota Kongres dari Partai Demokrat enggan mengikuti konferensi the American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Salah satu kelompok lobi terkuat di Amerika Serikat (AS) itu tengah menghadapi kritik baru dari Demokrat dan pendukung hak-hak Palestina.

Konferensi yang membahas soal kebijakan tahunan Amerika-Israel ini diselenggarakan mulai Ahad (24/3) selama tiga hari. AS kini mengalami perpecahan politik atas Israel.

Acara proIsrael tersebut akan kehilangan suara bipartisan politisi AS di AIPAC yang akan menjadi kandidat calon presiden pesaing pada 2020 dari Demokrat. Kelompok progresif berpengaruh, MoveOn yang mendukung Demokrat, bergabung dengan para advokat hak-hak Palestina untuk mem promosikan kampanye media sosial #skipAIPAC.

Seperti dilaporkan Associated Press, beberapa kandidat calon presiden Demokrat yang tidak menghadiri konferensi AIPAC adalah Elizabeth Warren, Kamala Harris, dan Bernie Sanders. Mantan senator Beto O'Rourke, Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, dan mantan CEO Starbucks Howard Schultz yang sedang mempertimbangkan diri sebagai kandidat calon presiden juga akan melewatkan konferensi.

Direktur Kebijakan untuk Sanders, Josh Orton, mengatakan kepada NBC News bahwa senator prihatin dengan AIPAC. Pasalnya, melalui AIPAC, para pemimpin menyatakan kefanatikan dan menentang solusi Palestina-Israel.

Keputusan para kandidat melewati konferensi AIPAC datang satu hari setelah kelompok MoveOn meminta semua kandidat calon presiden AS 2020 menjauhkan diri dari acara tersebut.

"Bukan rahasia AIPAC bekerja untuk menghalangi upaya diplomatik seperti kesepakatan Iran, merusak penentuan nasib Palestina, dan mengundang tokoh-tokoh yang aktif terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia ke panggungnya," ujar Direktur Kampanye Komite Aksi Politik MoveOn Iram Ali.

Direktur Hukum dan Kebijakan Nasional Komite Antidiskriminasi Amerika-Arab Abed A Ayoub mengatakan AIPAC dihadapkan serangkaian tantangan unik tahun ini. Menurut dia, akan lebih banyak orang dari Demokrat dan progresif menyadari Israel terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. "Apa yang mereka lakukan terhadap Palestina pada dasarnya adalah aparteid," kata dia seperti dilansir di Aljazirah, Ahad (24/3).

Salah satu akademisi dari Uni ve rsity of Maryland Shibley Telhami mengatakan, posisi publik Demokrat terhadap kebijakan Israel menjadi lebih kritis dari waktu ke waktu. Menurut dia, setiap politisi yang pintar dan ingin menang harus mempertimbangkan AIPAC dalam masalah ini. "Namun, mereka tidak dapat mengabaikan saat ini publik ada di sisi lain," ujarnya.

AIPAC diperkirakan akan menarik lebih dari 15 ribu orang Yahudi-Amerika dari seluruh negeri ke Washington. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memberikan pidato utama pada Selasa (26/3). Namun, dia akan terlebih dulu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

photo
Anti Zionis

Berdasarkan laporan survei Telhami pada Oktober 2018, 55 persen Demokrat, dan 19 persen Republik berpikir Israel terlalu banyak memengaruhi politik dan kebijakan AS. Di lain sisi, 82 persen Demokrat berpikir AS tidak boleh bersandar pada kedua pihak dalam konflik Israel-Palestina. Sementara, 57 persen Republik berpikir AS harus condong ke Israel.

Perdebatan soal kebijakan AS atas AIPAC menjadi titik fokus debat partisan pada Februari, usai anggota Muslim Kongres, Ilhan Omar, membuat pernyataan tentang antisemit. Omar kala itu sempat menyinggung AIPAC. "Saya menegaskan kembali peran pelobi yang bermasalah dalam politik kita, apakah itu AIPAC, NRA, atau industri bahan bakar fosil," kata Omar.

Direktur Eksekutif Kampanye AS untuk Hak-Hak Palestina Yousef Munayyer mengatakan, hak-hak Palestina semestinya dibicarakan secara lugas. "Tetapi, kenyataannya salah satu alasan sangat sulit berbicara tentang hak-hak Palestina karena dampak dari kelompok kepentingan dan lobi," kata dia.

Di luar AIPAC, berbagai komunitas melakukan aksi protes. Mereka di antaranya Suara Yahudi untuk Perdamaian, Gerakan If Not Now, dan al-Awda: Rencana Koalisi Hak untuk Kembali Palestina.

Seorang wanita Yahudi dari Baltimore, Tali Ruskin, berada di antara para pengunjuk rasa. Dia baru saja kembali dari kunjungan 10 hari ke Israel.

Ruskin mengamati aliansi Netanyahu dengan politisi sayap kanan dengan pandangan rasis yang tidak tahu malu. "Apa yang telah kita lihat adalah AIPAC benar-benar tidak mewakili mayoritas Yahudi Amerika, terutama kaum muda," kata Ruskin.

Menurut dia, AIPAC akan mendukung apa pun yang dilakukan Netanyahu. Partai Likud Netanyahu memegang 30 kursi di Knesset dan menghadapi pemilihan ulang pada 9 April 2019. Lawan utamanya, mantan jenderal Benny Gantz, juga akan berbicara di koferensi AIPAC pekan ini. (Fergi Nadira ed:qommarria rostanti)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement