REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Ace Hasan Syadzily mengungkapkan, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memiliki modal besar untuk meraih suara besar di Banten. Asalkan, semua tim pemenangan dan relawan harus merespon cepat hoaks.
"Musuh terbesar yang harus dilawan paslon 01 adalah hoaks, fitnah dan isu SARA, bukan program kampanye Prabowo-Sandi yang cenderung prematur, inkonsisten dan tidak konkrit," kata Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Senin (25/3).
Menurut Ace, program kampanye pasangan calon (paslon) 01 jelas dan konkrit untuk rakyat. Dia mengatakan, program pemerintah yang konkrit, nyata dan jelas telah terbukti menyejahterakan masyarakat bagi di perkotaan hingga pedesaan.
Politisi Golkar itu optimis suara undecided voter atau swing voter berpotensi besar merapat ke calon presiden (capres) pejawat. Dia berpendapat, target suara menang 58 persen yang diungkapkan Jokpwi bukan mustahil dan memiliki kemungkinan yang besar untuk terealisiasi.
"Target Presiden Jokowi merupakan target yang realistis dan kami yakin untuk memenuhi target tersebut," katanya.
Perlawanan terhadap hoaks juga diungkapkan capres Jokowi saat menyapa para pendukungnya di Serang, Banten. Dia meminta semua pihak untuk merespons dengan cepat kabar bohong yang beredar di tengah-tengah masyarakat hingga meresahkan mereka.
Dalam kesempatan itu, Jokowi sekaligus membantah empat isu hoaks yang ditimpakan kepada dirinya. Isu hoaks pertama adalah isu terkait pelajaran agama. Jokowi mengatakan, ada isu yang menyebut kalau nanti ia bersama Ma'ruf Amin menang maka pendidikan agama akan dihapus.
Kabar hoaks kedua, kata ia, adalah terkait larangan azan. Mantan gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, daftar hoaks ketiga dan keempat berkaitan dengan dilegalkannya zina dan pernikahan sejenis. Menurut Jokowi, isu itu adalah hal yang tak mungkin terjadi selama dia dan Kiai Ma'ruf memimpin Indonesia.
"Ingat pendamping saya Kiai Haji Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia. Tidak mungkin kan. Ini adalah fitnah-fitnah yang ingin menjatuhkan. Cara-cara politik yang tidak beretika, saudara-saudara harus berani melawan ini, merespon ini," kata Jokowi.