REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, ia mempersingkat kunjungannya ke Washington setelah sebuah roket ditembakkan dari Gaza.
Netanyahu menggambarkan peluncuran roket Senin pagi (25/3), yang menghantam sebuah rumah di Israel tengah sebagai serangan kriminal. Netanyahu bersumpah untuk membalasnya dengan serangan yang lebih keras.
Ia mengungkapkan, akan kembali ke Israel untuk menangani insiden yang tengah tejadi. Akan tetapi, Netanyahu akan bertemu terlebih dahulu oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Kedatangan Netanyahu ke Washington untuk menghadiri penandatanganan dokumen resmi atas pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel oleh Presiden AS Donald Trump.
Satu layanan penyelamatan Israel menyatakan roket dari Jalur Gaza menghantam sebuah rumah di Israel tengah yang melukai tujuh orang. Bunyi sirene serangan udara membangunkan penduduk daerah permukiman Sharon, diikuti suara ledakan yang kuat. Militer Israel mengatakan pihaknya mengidentifikasi sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, dan kini tengah diselidiki.
Insiden di Mishmeret, sebuah kota pertanian di utara Tel Aviv, terjadi menjelang peringatan protes perbatasan Gaza, dan kampanye pemilihan 9 April di Israel. Serangan itu juga terjadi 10 hari setelah roket ditembakkan ke arah Tel Aviv.
Militer Israel kemudian merespons dengan serangan balasan yang jauh lebih besar dan berupaya menargetkan wilayah tersebut dengan serangan lainnya. Hamas dituding sebagai pihak yang melakukan serangan-serangan roket tersebut. Meski demikian, para pemimpin Hamas di Gaza mengatakan roket tersebut secara tidak sengaja dilepaskan dan situasi dengan cepat dipulihkan.