REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan laporan tahunan kehidupan keagamaan 2018 di Morrissey Hotel, Jakarta Pusat, Senin (25/3). Laporan tersebut mencakup aspek-aspek yang menjadi tanggung jawab kementerian itu. Di antaranya adalah bimbingan masyarakat agama, aliran keagamaan, kerukunan antarumat beragama, serta haji, umrah dan produk halal.
Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya adalah Kepala Balitbang-Diklat Kemenag, Prof Abdurrahman Mas'ud, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Keagamaan Internasional Siti Ruhaini Dzuhayatin, dan Ketua Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrori S Karni.
"Saya mengapresiasi penerbitan laporan tahunan ini yang pada tahun ini merupakan tahun kesembilan. Tahun ini laporan tahunan mengambil tema besar moderasi beragama," ujar Abdurrahman Mas'ud dalam sambutannya di lokasi acara, Senin (25/3).
Mas'ud mengatakan, dengan adanya laporan tahunan itu, potret kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia selama 2018 dapat terpetakan. "Hal yang membuat saya bangga, laporan tahunan ini sudah menjadi referensi bagi pemerintah ataupun pihak-pihak berkepentingan lainnya, baik dalam forum nasional maupun internasional, yang berbicara tentang kehidupan keagamaan masyarakat di Indonesia," papar dia.
Menurut Mas'ud, upaya ini perlu ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan perkembangan masyarakat. Dalam kesempatan ini, dia pun mengajak seluruh pihak untuk terus berpartisipasi dalam memperkuat kerukunan antarumat, terutama dalam membangun sikap saling memahami.
"Sebagai umat beragama, kita menyadari bahwa sesungguhnya agama hadir ke muka bumi membawa kemaslahatan dan kedamaian. Bila kenyataan yang terjadi sebaliknya, maka bisa jadi perlu dilakukan pembenahan pada umat penganutnya," kata Mas'ud.