REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menyatakan keberadaan kendaraan listrik, baik mobil maupun sepeda motor, menjadi babak baru Indonesia dalam perkembangan teknologi.
"(Produksi) mobil dan sepeda motor listrik segera ditandatangani Pak Presiden. Ini akan memasukkan Indonesia dalam babak baru perkembangan teknologi," kata Direktur Regional Jawa Bagian Barat Hariyanto WS di sela kegiatan Program PLN Mengajar 2019 "Terangi Bangsa Dengan Pendidikan", di SMAN 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (25/3).
Pada produksi kendaraan listrik tersebut PLN akan meningkatkan kandungan lokal, mengingat saat ini mobil nonlistrik atau dengan bahan bakar bensin kandungan lokalnya belum tinggi.
Oleh karena itu, PLN akan mengembangkan teknologi ini untuk mendukung perekonomian Indonesia, memperluas dunia kerja, dan ramah lingkungan karena emisi gas buang terkurangi. Menurut dia, program pemerintah tersebut mendukung komitmen Indonesia dalam Paris Agreement di antaranya mengenai perubahan iklim dengan meningkatkan pengembangan energi terbarukan.
"Nanti dengan mobil listrik hampir 100 persen menggunakan komponen lokal. Pemerintah saat ini sedang menyiapkan pabrik baterai dan industri pendukung lain," katanya.
Ia mengatakan saat ini PLN sedang memproduksi motor listrik Gesit sebagai uji coba. Untuk kandungan lokal yang digunakan nantinya di atas 80 persen.
Lebih jauh Haryanto mengatakan kegiatan BUMN Mengajar merupakan salah satu bentuk kepedulian BUMN kepada dunia pendidikan. "Ini program yang sangat bagus dalam rangka mengenalkan perusahaan-perusahaan BUMN khususnya PLN kepada siswa. Di sini kami ingin menyampaikan bahwa PLN terus maju untuk memajukan Indonesia," katanya.
Di sisi lain, dikatakannya, maju mundurnya Indonesia pada dekade 2050 tergantung dari kemajuan kalangan milenial. Menurut dia, bonus demografi menjadi sesuatu yang penting untuk dimanfaatkan agar prediksi perekonomian Indonesia bisa masuk lima besar dunia dapat terealisasi.
"Oleh karena itu, untuk bisa ikut memajukan Indonesia, adik-adik (siswa, red) harus bekerja keras dan tidak gampang mengeluh ketika menghadapi masalah. Semua pasti ada solusinya," kata alumnus SMAN 1 Surakarta tersebut.