REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gegap gempita peresmian transportasi moda raya terpadu (MRT) fase pertama rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat Ahad (24/3) kemarin, menyisakan banyak kesan dan cerita. Megaproyek yang telah digagas sejak 1971 menjadi kenyataan.
Salah satu kesan dan cerita yang patut diapresiasi adalah kerja cerdas dan kerja keras para pekerja MRT. Anggota DPD RI Fahira Idris, mengatakan, dalam tiap keberhasilan pembangunan infrastruktur, pemimpinlah yang punya kendali dan patut di puji. Tetapi peran para pekerja yang segenap hati menumpahkan peluh dan pikirannya bekerja siang dan malam demi terealisasinya proyek MRT ini juga harus mendapat apresiasi ucapan terima kasih.
“Saya terharu membaca surat Gubernur Anies untuk pekerja MRT. Memang begitulah seharusnya laku seorang pemimpin. Menghargai dan mengapresiasi semua elemen yang telah bekerja merealisasikan pembangunan sebuah infrastruktur publik yang prosesnya begitu panjang. Para pekerja ini tentunya tidak butuh puja puji, hanya sekadar ucapan terima kasih dari para pemimpinnya dan inilah yang dilakukan Gubernur Anies,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris, dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (25/3).
Fahira mengungkapkan, bagi negara demokrasi seperti Indonesia, kesinambungan sebuah program pembangunan nasional adalah keniscayaan siapapun yang menjadi pemimpin baik di level nasional maupun daerah. Karena, pemimpin pasti berganti, tetapi kebijakan pembangunan nasional akan terus berlanjut sesuai tahapannya. Begitu juga proses panjang pembangunan MRT yang digagas sejak 1971, merupakan sebuah kesinambungan, tidak peduli siapapun yang menjadi pemimpin.
“Setiap pemimpin sesuai kondisi dan kemampuannya mempunyai andil dalam pembangunan MRT ini. Semua pemimpin dalam lintasan pembangunan MRT punya ‘saham’ dalam merealisasikan proyek ini. Namun, surat Gubernur Anies membuka mata kita bahwa, bicara pembangunan MRT, bukan hanya bicara kebijakan pemimpin, tetapi juga bicara kerja cerdas dan kerja keras para pekerja MRT,” kata Fahira.
Menurut Fahira, 'surat cinta' Anies kepada para pekerja MRT diharapkan menjadi ‘tiang kesadaran’ dan kepedulian para pengguna MRT untuk bersama-sama menjaga dan mencintai moda transportasi ini. “Tidak lupa kita juga wajib ucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang tanah, rumah, ataupun tempat usahanya terdampak proyek MRT karena peran mereka juga besar terhadap MRT ini,” kata Fahira.