Selasa 26 Mar 2019 12:07 WIB

Tommy Soeharto: Selama 21 Tahun Sektor Pertanian Terabaikan

Tommy Soeharto menyatakan selama 21 Tahun Sektor Pertanian Jalan di Tempat

Tommy bersama Mbak Tutut pada sebuah acara panen raya padi.
Foto: Partai Berkarya
Tommy bersama Mbak Tutut pada sebuah acara panen raya padi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ketua Umum Partai Berkaya Tommy Soeharto, mengatakan ingin memberi bukti bila program partainya membangun ekonomi kerakyatan dan pembangunan sektir pertanian bukan isapan jempol. Niat untuk semua itu betul-betul hal yang sangat serius.

"Sektor pertanian Indonesia jalan di tempat, di tengah kian berkembangnya pertanian negara-negara tetangga," kata Tommy Soeharto usai panen raya di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (25/3).

Solusinya,  lanjut Timmy, segala terkait ekonomi kerakyatan harus diusung dengan nilai kearifan lokal. Yang paling sederhana dalam program pertanian adalah petani bisa memperoleh berbagai kemudahan. Salah satunya adalah adanya pemberian pupuk cair bregadium teknologi hypernano yang mana ini berharga murah dan dibayar setelan panen.

"Kearifan lokal adalah tradisi dan budaya bercocok tanam masyarakat. Partai Berkarya akan merevitalisasinya untuk meningkatkan hasil produksi," kata Tommy Soeharto dalam dialog dengan para petani.

Seperti di Purbalingga, Partai Berkarya melakukan uji percontohan penggunaan pupuk bregadium teknologi hypernano di beberapa petak sawah di Desa Sukasirna. Hasilnya, produksi padi mencapai enam ton -- jauh di atas rata-rata produksi per hektar secara nasional. Secara umum, hasil produksi padi petani binaan Partai Berkarya naik 30 persen.

"Jadi kami telah memberi bukti bukan janji. Penggunaan pupuk bregadium adalah solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan menyejahterakan petani," ujarnya lagi.

Selain pupuk, Partai Berkarya juga membangun Saung Berkarya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Membentang seluas tiga hektar, Saung Berkarya adalah miniatur desa mandiri energi dan pangan. Rencananya, Tommy Soeharto akan membangun Saung Berkarya di setiap kabupaten, agar masyarakat desa belajar bagaimana mandiri energi dan pangan.

Tidak ada listrik di Saung Berkarya. Kebutuhan energi; untuk memasak, penerangan, mesin penetasan telur ayam, dan lainnya, menggunakan biogas kotoran sapi. Ada tujuh ekor sapi, dengan produksi kotoran cukup untuk membuat biogas, ayam petelur yang memenuhi kebutuhan gizi harian, dan kebun berbagai sayuran dan lokasi pembibitan yang tidak menggunakan pupuk kimia.

Kotoran sapi yang telah diambil gas-nya digunakan sebagai pupuk. Untuk pestisida, Saung Berkarya menggunakan air kencing sapi. Saung Berkarya adalah solusi bagi pembangunan pertanian secara terpadu.

"Selama 21 tahun reformasi sektor pertanian terabaikan. Kesejahteraan masyarakat, terutama petani, cenderung menurun. Produk pertanian lokal tak berdaya, dan menjadi kelas dua, di tengah serbuah produk impor,'' tegasnya.

sumber : rilis
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement