REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS) akan menyelidiki bagaimana Federal Aviation Administration (FAA) melaksanakan sertifikasi terhadap pesawat Boeing 737 MAX 8, yang telah mengalami dua kecelakaan fatal dan menewaskan hampir 350 orang. Anggota parlemen AS telah mengkritik program pengawasan FAA terhadap kelaikan dan aspek keselamatan terhadap pesawat baru.
Berdasarkan audit Inspektur Jenderal Departemen Transportasi AS pada 2015, FAA hanya melakukan pengawasan terhadap personel mereka yang melakukan sertifikasi pesawat. Rencananya, FAA akan menghadiri sidang Senat pada Rabu (27/3) esok untuk menjelaskan tentang pemberian sertifikasi pesawat.
Plt Ketua FAA Dan Elwell, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Robert Sumwalt dan Inspektur Jenderal Departemen Transportasi Calvin Scovell akan memberikan kesaksian di hadapan panel Komite Perdagangan Senat. Sidang panel tersebut akan dipimpin oleh pensiunan Jenderal Angkatan Udara Darren McDew, mantan kepala Komando Transportasi AS, dan mantan presiden Asosiasi Pilot Jalur Udara Lee Moak.
"Tinjauan para ahli dari luar akan membantu menentukan apakah perlu dilakukan perbaikan proses sertifikasi pesawat oleh FAA," ujar Sekretaris Transportasi Elaine Chao, dalam sebuah pernyataan, Selasa (26/3).
Temuan dan rekomendasi dalam sidang panel tersebut akan langsung disampaikan kepada Departemen Transportasi dan FAA. Dalam sidang panel itu, masing-masing pihak akan menjelaskan tentang regulasi penerbangan terkait kecelakaan Boeing 737 MAX 8 yang terjadi di Indonesia dan Etiopia dalam jangka waktu yang berdekatan.
Pada Senin lalu, FAA mengatakan, sertifikasi Boeing 737 MAX 8 telah sesuai dengan prosedur dan standar. Proses sertifikasi tersebut memakan waktu sekitar lima tahun.
Sementara itu, CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mengatakan, laporan awal mengenai kecelakaan Boeing 737 MAX 8 akan dirilis pada pekan depan. Rencananya, Ethiopian Airlines akan menghadiri undangan briefing oleh Boeing di AS terkait pembaruan perangkat lunak pesawat tersebut.