Selasa 26 Mar 2019 18:33 WIB

YLKI: Perlu Langkah Strategis untuk Optimalisasi MRT Jakarta

Langkah strategis lainnya khususnya dalam hal rekayasa lalu lintas

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar saat akan meninjau Halte Transjakarta Bundaran HI di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (25/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar saat akan meninjau Halte Transjakarta Bundaran HI di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus mengoptimalkan pengoperasian Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Menurut dia, beberapa langkah strategis harus diterapkan untuk mendukung MRT Jakarta.

"Agar kinerja MRT Jakarta benar-benar optimal, maka perlu didukung beberapa langkah strategis lainnya khususnya dalam hal rekayasa lalu lintas," ujar Tulus dalam siaran persnya, Selasa (26/3).

Ia memaparkan, harus ada upaya pengendalian atau pembatasan kendaraan pribadi di koridor yang dilewati MRT Jakarta. Tanpa upaya pengendalian penggunaan kendaraan pribadi, maka kepeminatan pengguna kendaraan motor pribadi untuk berpindah menggubakan MRT akan sedikit.

Ia mendesak agar Pemprov menyediakan transportasi pengumpan yang terintegrasi dengan stasiun MRT. Serta tiket MRT yang terintegrasi dengan transportasi umum lainnya, terutama terintegrasi dengan bus Transjakarta.

Selain itu, ia menyebut, Pemprov DKI dan PT MRT Jakarta, harus belajar atas kasus yang dialami kereta bandara dan LRT Palembang. Ia mengatakan, kedua transportasi umum tersebut dinilai belum optimal karena jumlah penumpang yang minim.

"Jangan sampai MRT Jakarta mengulang kejadian yang dialami LRT Palembang dan kereta bandara tersebut," kata Tulus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement