Selasa 26 Mar 2019 22:13 WIB

Pendidikan Agama Bisa Tangkal Intoleran, dengan Catatan...

Pendidikan agama harus berorientasi etika dan rasa.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Nashih Nashrullah
okoh islam dan Guru Bangsa Buya Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
okoh islam dan Guru Bangsa Buya Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Ahmad Syafii Maarif mengatakan, intoleransi saat ini masih banyak terjadi di Indonesia. Bahkan di lingkungan sekolah seperti di pendidikan umum, juga sering ditemukan. 

Menurutnya, intoleransi ini dapat menjadi virus yang akan terus berlanjut hingga ke jenjang perguruan tinggi. Yang mana hal ini dapat merusak kesatuan dan persatuan bangsa.

Baca Juga

Kendati demikian, dia meyakini hal tersebut diatasi. Salah satunya dengan cara menguatkan pendidikan agama  

Namun, menurut dia, pendidikan agama yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan atau kognitif, tapi juga berorientasi pada aspek afektif, etika, dan rasa. 

"Afektif, etika, dan rasa, ini menjadi sangat penting. Sebab, selama ini (pendidikan agama) lebih ke otak untuk diisi, tapi hati dibiarkan telantar," kata Buya, sapaan akrab Maarif yang juga Mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Yogyakarta, Senin (25/3).

Dia menjelaskan, Indonesia memang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya. Hal ini merupakan kekayaan dan keunggulan yang dimiliki Indonesia dibanding negara lain.   

Kadang, ada sebagian masyarakat yang tidak menerima perbedaan ini. Sehingga munculnya intoleransi, bahkan di lingkungan sekolah sekalipun.  

Untuk itu, perlu penanaman dari pendidikan agama yang tidak berorientasi hanya kepada pengetahuan dalam menangkal intoleransi ini. 

"Sehingga anak-anak kita mengerti Muslim itu orang yang lapang dada, toleran. Perbedaan bukan untuk memicu melainkan untuk menangkal radikalisme di sekolah," ujarnya. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement