Selasa 26 Mar 2019 23:41 WIB

Tim Baznas-TNI Serahkan Bantuan ke Distrik Demta Jayapura

Bantuan berapa logistik dan peralatan tidur.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Kondisi bekas aliran air di kaki Gunung Cyclop, Sentani, Jayapura, Papua.
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Kondisi bekas aliran air di kaki Gunung Cyclop, Sentani, Jayapura, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Tim relawan dari Baznas Tanggap Bencana (BTB) bersama aparat TNI dan komunitas mobil Toyota Land Cruiser melakukan perjalanan ke Distrik Demta, Jayapura. 

Perjalanan tersebut ditempuh dengan tiga jeep untuk memberi bantuan. Distrik itu termasuk yang terdampak bencana banjir bandang tapi letaknya jauh pusat ekonomi di Sentani. 

Baca Juga

Salah seorang relawan yang ikut dalam rombongan, Rudi, mengatakan tim berangkat dari posko di Sentani sekitar pukul 07.00 malam waktu Indonesia timur. 

Perjalanan ini ditempuh dengan melewati jalur sempit hanya satu mobil, jalan bergelombang dan tidak ada lampu penerangan. Kendaraan melintasi jembatan kayu, lalu baru berhenti dekat jembatan di tengah malam.  

Staf Respons BTB, Ade Hilman Suwanda bersama seorang aparat TNI kemudian berjalan kaki sekitar satu jam dengan jarak tempuh sekira 5 kilometer untuk bertemu dengan beberapa perwakilan korban yang terdampak. 

"Sebenarnya mobil bisa terus lewat, tapi karena air pasang, mobil enggak bisa lewat, dan kami berhenti kemudian jalan kaki," kata Ade menjelaskan.

Setelah bertemu dengan para korban, Ade membawanya ke tempat mobil berhenti untuk menyerahkan bantuan. Penyerahan baru dilakukan pada sekitar pukul 04.00 pagi. 

Barang-barang yang diserahkan yakni seperti beberapa paket selimut dan peralatan mandi, 10 dus lebih mie instan, pakaian bekas, dan alat tidur. "Kami sampai di Sentani lagi sekitar pukul 09.00 pagi," ucap Ade.

Sementara itu, di beberapa titik yang terdampak bencana banjir bandang, aktivitas ekonomi warga sudah mulai bangkit. 

Kepala Kampung Kertosari Marwan Hasyim menyebutkan, sejak Senin (25/3) kemarin, pertokoan di sekitar kampungnya mulai aktif kembali. Pertokoan ini menjual aneka barang kelontong dan bangunan. Tapi sebagian pertokoan masih tutup karena bangunannya terdampak banjir bandang.

Marwan melanjutkan, warganya yang selama ini mengungsi di luar kampung juga sudah mulai berdatangan dan langsung melakukan pembersihan rumah. 

Diperkirakan, dalam beberapa hari ke depan akan makin banyak yang kembali ke rumahnya masing-masing. "Kalau di sini, besok rencananya yang sedang di pengungsian itu mau kembali ke rumahnya," imbuhnya.

Warga Sentani, Arif mengungkapkan, aktivitas ekonomi masyarakat di titik-titik tertentu memang sudah kondusif. Misalnya di Pos Tujuh, Hawai dekat Bandar Udara Sentani, dan Pasar Lama Sentani. Namun daerah lain seperti BTN Sosial, Doyo Baru, dan Kemiri itu masih belum banyak aktivitas ekonomi warga.

"Kurang lebih mungkin sekitar 50 persen yang baru beraktivitas. 50 persen laginya belum, masih belum kondusif. Di Doyo Baru itu juga belum begitu normal aktivitas ekonominya, karena masih dalam tahap pembersihan," kata dia.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement