REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Warga Nahdlatul Ulama (NU) Purworejo Jawa Tengah mendukung penuh calon wakil presiden KH Maruf Amin. Dukungan itu disampaikan di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Gebang, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (26/03) pagi.
Dalam perolehan suara untuk Purworejo ditargetkan sekitar 80 persen suara, sampai saat ini suara sudah mencapai hampir sekitar 70 persen suara.
Kiai Maruf Amin hadir didamping istrinya Nyai Hj Wury Estu Handayani di pesantren yang langsung disambut ribuan santri. Dalam pertemuan silahturahim tersebut di antaranya dihadiri Rais Syuriah PBNU KH Said Asrori, Katib Syuriah KH Miftah Faqih, Wakil Ketua LP Ma'arif Pusat Saidah Sakwan, serta para warga Nahdliyin Purworejo.
Pengasuh Pondok Pesantren al-Iman, Habib Hasan Bin Aqil Baabud menyatakan, pondok pesantren Al-Iman dan warga NU Purworejo mendukung penuh pasangan nomor urut 01.
Dia bersama jamaah, santri dan alumninya, siap berjuang untuk pemenangan pasangan Jokowi-Amin, dengan target suara sekitar 80 persen.
Habib Hasan menyakini, pada saat ini masyarakat Purworejo yang mendukung pasangan nomor urut 01, telah mencapai 70 persen.
"Kebetulan sebagai Rais Syuriah untuk merapatkan barisan warga NU. Ada yang juga lewat warga NU, kaum santri, dan bersama kaum nasionalis," katanya.
Habib Hasan menambahkan, banyak hoaks yang beredar di masyarakat, karena hoaks itu sudah biasa ditujukan kepada NU. Karena itu, dia mengajak masyarakat Purworejo ikut berjuang melawan hoax dan fitnah yang sering dilontarkan oleh kelompok anti-NU.
"Kita harus berjuang menjaga Marwah kiai. Di antaranya, dengan menjawab semua hoaks yang beredar di masyarakat. Khususnya hoax yang ditujukan kepada NU. Sebab mereka yang anti NU itu hasudnya paling gede, serta biasa melakukan konsolidasi, dan melakukan koordinasi terkait penyebaran hoaks," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Maruf Amin mengomentari fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah sejak 2014, agar masyarakat Indonesia dapat menyalurkan suaranya. Sementara ini, ada isu kelompok tertentu yang akan mempengaruhi masyarakat tidak datang ke TPS.
"Fatwa itu sudah lama dikeluarkan MUI menolak hoaks dan menangkal upaya untuk golput," tuturnya.
Kiai Maruf Amin mengatakan, pertimbangan MUI pada saat itu agar bangsa ini, dengan tidak memilih dengan pertimbangan yang sehat. Fatwa sudah dalam 2014 dihadirkan dalam forum ijtima, serta keuntungan negara dan bangsa.
"Ketika golput semakin sedikit, maka kepercayaan terhadap sistem negara. Serta pada saat ini mengambil keuntungan, agar memilih pemimpin yang dapat dipercaya untuk membangun bangsa," kata dia.