REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riza Handi menegaskan, bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yamg dipersoalkan sebagian kalangan bukanlah panji-panji Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Lebih lanjut, menurut dia, isu adanya bendera HTI di panggung kampanye calon presiden Prabowo Subianto termasuk isu murahan. Demikian pula, isu yang baginya menjurus fitnah tentang dugaan Prabowo ditumpangi kelompok-kelompok Islam garis keras.
"Isu bendera HTI dan Prabowo ditunggangi oleh kelompok Islam garis keras adalah isu murahan dan fitnah yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai kedekatan Umat Islam dengan Prabowo-Sandiaga," tegas Handi saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (26/3).
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga itu juga menyatakan bahwa soliditas umat di belakang Prabowo-Sandiaga tidak akan mudah dipecah belah oleh kelompok manapun. Karena, kata Handi, kedekatan ini dibangun atas saling percaya dan tanggung jawab terhadap masa depan Indonesia. "Jadi mereka sangat solid karena merasa memiliki tanggung jawab atas masa depan bangsa Indonesia," tutur Handi.
Oleh karena itu, siapapun selagi kehadirannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pihaknya akan sambut dengan tangan terbuka. Tentunya bersama-sama membangun masa depan Indonesia yang cerah di masa depan.
Sebelumnya, politikus Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mempersoalkan tentang adanya bendera bertuliskan kalimat tauhid di tengah kampanye terbuka Prabowo di Manado, Sulawesi Utara, pada Ahad (24/3) lalu. Ace lantas menduga adanya bendera HTI dalam kampanye terbuka Prabowo itu di Manado.
"Bagaimana mungkin seorang Prabowo yang patriotik dan nasionalis tidak berani bersikap dengan tegas hanya karena ingin mendapatkan dukungan elektoral," kritik Politikus Partai Golkar.