Rabu 27 Mar 2019 06:30 WIB

Montenegro Siap Hukum Suporter Rasialis Saat Lawan Inggris

Aksi rasialis tersebut, kata FSCG, merupakan kasus pertama yang mereka alami.

Selebrsi gol Raheem Sterling seusai menjebol gawang Montenegro.
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Selebrsi gol Raheem Sterling seusai menjebol gawang Montenegro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Sepak Bola Montenegro (FSCG) merespons cepat kasus rasialis yang terjadi pada laga kontra Inggris, Selasa (26/3) dini hari WIB. FSCG menyatakan, pihaknya siap menghukum para suporternya yang terlibat dalam tindakan rasialis tersebut.

"Jika memang ada tindakan rasialis, FSCG akan melakukan identifikasi terhadap individu-individu yang terlibat dan akan menjatuhkan sanksi larangan menonton pertandingan yang digelar FSCG," demikian pernyataan FSGC pada Rabu (27/3) dini hari WIB).

Baca Juga

Aksi rasialis tersebut, kata FSCG, merupakan kasus pertama yang mereka alami dalam sebuah pertandingan internasional. "Tidak ada tempat bagi sikap tersebut di negara yang multi kultur dan multi etnik seperti Montenegro," kata FSCG.

Badan sepak bola Eropa (UEFA) telah memulai investigasi atas kasus rasialis saat pertandingan antara Inggris dan tuan rumah Montenegro dalam pertandingan babak kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Podgorica. Pemain Inggris Danny Rose dan Rahim Sterling menjadi korban penghinaaan bernada rasialis yang terdengar terutama pada pengujung pertandingan yang dimenangi Inggris 5-1.

Kedua pemain, dan juga sebuah organisasi independen, mendesak agar UEFA menjatuhkan sanksi tegas terhadap pelaku rasialis tersebut. UEFA sudah menyatakan memulai investigasi, dimana hasilnya akan dibawa ke panel komite Pengawas, Etika dan Disiplin UEFA pada 16 Mei mendatang.

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menyambut upaya UEFA tersebut atas kasus yang mereka sebut sebagai "teriakan rasialis yang menjijikkan".

"Perilaku tersebut tidak bisa diterima di pertandingan manapun, dan kami menyambut keputusan UEFA hari ini untuk bertindak," kata FA dalam pernyataannya.

Sterling, yang menutup telinganya di dekat tribun suporter tuan rumah setelah mencetak gol, mengatakan bahwa para penonton tersebut seharusnya dilarang masuk stadion. Sedangkan organisasi pemantau independen FARE mengatakan bahwa pihaknya telah menempatkan seorang pemantau pada pertandingan itu dan akan menyampaikan laporan.

"Kami punya seorang pengawans yang mengumpulkan bukti adanya perilaku rasialis. Tim akan akan mengkompilasi bukti-bukti itu untuk diserahkan ke UEFA," kata FARE.

 

sumber : Antara/REUTERS
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement