REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google Indonesia menerapkan tiga langkah dalam menangkal disinformasi atau hoaks terkait Pemilu 2019. Satu dari tiga langkah tersebut, yakni melakukan take down terhadap konten hoaks dan informasi yang salah terkait pemilu.
Public Policy and Government Relations Google Indonesia, Putri Raja Alam, mengatakan langkah pertama yang dilakukan oleh Google Indonesia, yakni melakukan surfacing algoritma (memunculkan ke permukaan) sumber informasi terpercaya soal pemilu. "Misalnya, dari media yang terpercaya," ujar Putri kepada wartawan dalam diskusi bersama Google Indonesia dan penyelenggara pemilu di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/3).
Kedua, melawan aktor-aktor buruk atau fighting bad actors. "Jadi jika sudah jelas aktornya yang punya niat jahat, kami akan melakukan take down," kata dia.
Cara ketiga, lanjut Putri, memberikan lebih banyak referensi konteks kepada para pengguna Google. Dengan demikian, pengguna bisa mendapat sekian banyak sumber yang ilmiah dan terpercaya.
"Contohnya, kalau di YouTube, dalam fitur search, pengguna mencari dengan kata kunci 'vaksin berbahaya'. Nah kami, memunculkan surfacing dari WHO bahwa soap vaksin itu hoaks. Jadi pengguna mendapat sumber-sumber lain yang terpercaya," ungkap Putri.
Head of Corporate Communication Google Indonesia, Jason Tedjasukmana, mengatakan pihak Google sudah melakukan banyak take down terhadap informasi yang tidak relevan terkait pemilu. Take down yang dilakukan berdasarkan dua hal, yakni aturan hukum yang berlaku dan community guidelines dari Google.
"Kami hargai yang melanggar hukum Idonesia, terlebih melanggar community guidelines kami apalagi sudah dilaporkan, pasti kami takedown," tuturnya.