Rabu 27 Mar 2019 15:14 WIB

Penembak Selandia Baru Diduga Terkait Kelompok di Austria

Polisi menggeledah apartemen seorang aktivis sayap kanan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Teror Masjid Christchurch. Brenton Tarrant (wajahnya disamarkan) tampil di sidang atas pembunuhan massal di dua masjid di Christchurch, Ahad (16/3).
Foto: EPA
Teror Masjid Christchurch. Brenton Tarrant (wajahnya disamarkan) tampil di sidang atas pembunuhan massal di dua masjid di Christchurch, Ahad (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Austria sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara kelompok nasionalis Austria dengan pelaku teror penembakan di Christchurch, Selandia Baru. Austria menemukan data bahwa seorang aktivis sayap kanan terkemuka telah menerima donasi dari Brenton Tarrant yang merupakan pelaku penembakan dua masjid di Christchurch.

Ketua Indentitarian Movement Austria, Martin Sellner mengatakan, polisi telah menggeledah apartemennya dan menyita sejumlah perangkat elektronik. Sellner diduga telah menerima sumbangan dana dari Tarrant yang merupakan pelaku penembakan masjid di Selandia Baru.

Baca Juga

Penggeledahan itu dibenarkan oleh juru bicara Kementerian Dalam Negeri Austria, Christoph Poelzl. Dia mengatakan badan intelijen domestik, BVT telah menggeledah apartemen Sellner di Wina atas permintaan jaksa penuntut di Kota Graz.

"Keterkaitan antara pelaku penembakan di Christchurch dan anggota Indentitarian Movement perlu diselidiki secara komprehensif," ujar Kanselir Austria Sebastian Kurz, dilansir The Guardian, Rabu (27/3).

Kurz mengatakan, sistem peradilan yang independen dapat menggunakan semua sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan bersama dengan otoritas keamanan. Perlu ada kejelasan mengenai semua kegiatan ekstremis.

Juru bicara jaksa Graz, Hansjoerg Bacher mengatakan, jaksa telah menemukan adanya aliran dana terhadap Sellner. Namun, Bacher enggan menjelaskan kapan Sellner menerima sumbangan dana dari Tarrant. Bacher menambahkan, penyelidikan terhadap Sellner berdasarkan pada undang-undang anti-teror Austria.

"Kita perlu menentukan apakah ada koneksi antara keduanya, jika memang terbukti kita akan lihat juga apakah itu signifikan secara pidana," kata Bacher.

Di sisi lain, Sellner membantah memiliki keterkaitan dengan aksi teror di Christchurch. Dalam sebuah postingan video di Youtube, Sellner mangatakan bahwa dia akan menyumbangkan uang tersebut ke organisasi amal.

Pihak berwenang Austria mengatakan, Tarrant sempat mengunjungi Austria. Namun, mereka menolak untuk menjelaskan kapan dan apakah Tarrant bertemu dengan aktivis sayap kanan selama perjalannya.

Beberapa pandangan anti-Muslim yang dimiliki Tarrant digemakan oleh Identitarian Movement. Kelompok ini disebut dekat dengan Partai Kebebasan yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan negara.

Wakil Kanselir Austria, Heinz-Christian Strache yang memimpin Partai Kebebasan menyerukan penyelidikan menyeluruh mengenai dugaan keterkaitan Sellner dengan Tarrant. Dia mengatakan, kecurigaan ekstremisme tersebut harus ditindaklanjuti.

"Semua kecurigaan ekstremisme ditindaklanjuti, apakah mereka termasuk kelompok sayap kanan, sayap kiri, atau karena motivasi agama. Fanatisme tidak memiliki tempat di masyarakat kita," ujar Strache.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement