Rabu 27 Mar 2019 18:18 WIB

Panen Perdana di Cirebon, Harga Rendah

Puncak panen belum lagi dimulai.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Buruh tani mengangkat gabah yang baru dipanen (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Buruh tani mengangkat gabah yang baru dipanen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon mulai memasuki masa panen rendeng 2018/2019. Meski produksi panen kali ini cukup tinggi, petani mengeluhkan rendahnya harga gabah.

"Areal yang panen di Kabupaten Cirebon masih sedikit, di bawah 20 persen dari total luas tanam yang mencapai 45 ribu hektare," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi kepada Republika.co.id, Rabu (27/3).

Baca Juga

Ali mengatakan, hasil panen musim rendeng 2018/2019 di Kabupaten Cirebon cukup tinggi. Dia menyebutkan, rata-rata produksinya mencapai 6,4 ton per hektare.

Namun, Ali mengakui, harga gabah di awal musim panen ini tergolong rendah. Dia menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Cirebon rata-rata hanya di kisaran Rp 3.700-Rp 3.800 per kg.

Ali pun mengaku tidak mengetahui penyebab rendahnya harga gabah tersebut. Padahal, saat ini masa panen baru saja dimulai dan belum mencapai puncaknya. Untuk puncak panen raya diperkirakan baru akan berlangsung April mendatang.

"Saya juga heran, yang panen baru sedikit. Tapi kok harga gabahnya sudah rendah," ujar Ali.

Ali menambahkan, meski harganya rendah, petani memilih langsung menjual gabahnya. Pasalnya, mereka terdesak kebutuhan ekonomi, termasuk untuk modal tanam kembali pada musim gadu 2019.

Ali berharap, Bulog bisa segera menyerap gabah petani secara maksimal. Hal itu untuk menghindari semakin anjloknya harga gabah.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon Tasrip Abu Bakar menjelaskan, sejumlah daerah yang mulai memasuki masa panen di Kabupaten Cirebon, di antaranya tersebar di Kecamatan Palimaman, Susukan, Ciwaringin, Gebang dan Babakan. "Tapi ini baru awal, luas lahan yang panen baru sedikit," kata Tasrip.

Tasrip pun mengakui, pada panen kali ini, produksinya cukup tinggi di kisaran 6,2-6,5 ton per hektare. Namun meskipun demikian, para petani tetap merugi.

Tasrip mengatakan, kerugian yang dialami petani saat ini karena rendahnya harga gabah di tingkat petani. Dia menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) saat ini rata-rata mencapai Rp 3.500-Rp 3.750 per kg tergantung kualitas gabahnya.

Padahal, lanjut Tasrip, saat Januari 2019, harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Cirebon masih mencapai Rp 5.000 per kg. Sedangkan, pada Februari 2019, harga gabah masih di kisaran Rp 4.000-Rp 4.500 per kg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement