REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin menyatakan, penumpang yang melanggar aturan akan dipersilakan keluar stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Hal itu termasuk apabila penumpang makan dan minum di dalam Ratangga.
"Kalau untuk nanti, kalau jelas kelihatan makan, kami persilakan untuk keluar dari kereta. Kami persilakan keluar dari stasiun," ujar Kamaluddin, Rabu (27/3).
Menurut dia, masyarakat yang akan menaiki Ratangga harus taat aturan. Aturan-aturan baik hal yang dilarang maupun dilakukan harus diikuti semua penumpang MRT Jakarta. Sebab, peraturan itu sudah terpampang di area stasiun dan Ratangga.
"Sekarang kita sudah pertegas. Kalau ada yang melanggar lagi kita persilakan keluar," kata Kamaluddin.
Sementara, ia menjelaskan, PT MRT akan melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat. Sosialisasi akan dilakukan di dalam stasiun maupun sejumlah program yang dikeluarkan PT MRT Jakarta.
"Edukasinya juga tetap kami sampaikan supaya ada kesadaran. Kami tindak terus melalui komik, sosial media, nanti ada program-program talkshow," tutur dia.
Sebelumnya, sejumlah penumpang MRT Jakarta melakukan pelanggaran seperti makan di stasiun, membuang sampah sembarangan, bergelantungan di Ratangga, hingga berdiri di atas kursi Ratangga. Foto-foto tentang perilaku penumpang yang tak tertib itu menjadi viral di media sosial.
Kamaluddin mengatakan, hal itu hanya terjadi saat uji coba publik pada pekan kemarin. Menurutnya, ia tak menemukan lagi pelanggaran yang terjadi beberapa waktu lalu. Kendati demikian, ia akan terus melakukan sosialisasi untuk tertib aturan.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id pada Rabu (27/3), terlihat para penumpang sudah tertib mengantre. Mereka menunggu Ratangga di garis yang sudah disediakan. Mereka naik bergantian setelah penumpang yang turun keluar dari Ratangga.
Orang-orang yang akan naik eskalator pun sudah tertib. Di stasiun MRT memang berbeda, penumpang yang tidak terburu-buru bisa berdiri di bagian kiri eskalator. Sementara, penumpang yang akan terus berjalan bisa menggunakan bagian kanan eskalator.
Para penumpang itu terlihat begitu antusias. Mereka mengabadikan momen bersama transportasi berbasis rel pertama yang melintas di bawah tanah itu. Mereka merasakan angkutan umum massal pertama di Indonesia.