REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) Chandra Dwiputra meyakini penggunaan Tunnel Boring Machine (TBM) dalam kontruksi terowongan tak akan menghambat lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek (Jakpek). Dia menjelaskan, tingkat keamanan metode pengerjaan shield tunneling jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode drill, blasting atau metode lainnya.
“Metode ini bekerja seperti cacing bawah tanah dimana selama proses pengeboran hampir tidak menimbulkan gangguan bagi aktivitas kendaraan atau masyarakat yang berlangsung di atasnya,” kata Chandra, Rabu (27/3).
Chandra menambahkan penggunaan metode tersebut juga sudah sesuai dengan aturan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Halim Perdanakusuma. Aturan tersebut terkait ketinggian bangunan dan kemungkinan mengganggu operasional penerbangan.
Dia menjelaskan pengeboran tersebut akan dilakukan secara intensif dengan standar pengoperasian selama 24 jam tanpa henti. “Pada kecepatan tertinggi mesin bor yang memiliki mata bor yang dirancang khusus dari logam keras dapat melubangi lapisan tanah sepanjang delapan meter per harinya,” jelas Chandra.
Chadra memastokan proses pengeboran akan berlangsung dengan aman dan cepat. Dia memastikan KCIC juga sangat peduli dengan pengguna jalan ini adalah titik kritis karena jalan tolnya sangat padat. Chandra mengatakan pengerjaan proyek kereta tersebut dapat beroperasi pada 2021.