Rabu 27 Mar 2019 21:38 WIB

Agar Masjid Mendapat Kepercayaan Jamaah, Ini Syaratnya

Pengelolaan keuangan masjid syarat mutlak pengembangan masjid.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Seorang pria shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang pria shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keuangan masjid harus dikelola secara profesional, transparan, dan sesuai prinsip akuntabilitas. Tujuannya untuk membangun kepercayaan jamaah atau publik. 

“Semakin tinggi kepercayaannya terhadap pengelolaan keuangan masjid, semakin mereka akan memberikan sumbangan dan donasi, zakat, infak, sedekah," ujar Pendiri Institut Akuntansi Masjid, Absar Jannatin, kepada Republika.co.id, di Jakarta, Rabu (27/3).  

Baca Juga

Menurut dia, pengelolaan keuangan masjid yang baik dan benar adalah syarat mutlak untuk mengembangkan masjid. Setelah kepercayan terbangun dengan baik, masjid akan lebih mudah mendapatkan dukungan publik dan bisa menjalankan program-program kerja.   

"Syarat utama mengembangkan masjid, kepercayaannya dulu harus dibangun, kalau tidak ada kepercayaannya jamaah hanya akan menyumbang ala kadarnya," jelasnya. 

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, Absar menyampaikan, masih sedikit masjid yang profesional, transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangannya. 

Oleh karena itu masjid perlu dorongan serta bantuan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI), Kementerian Agama, dan semua stakeholder yang berkaitan dengan masjid.  

Lebih lanjut, Absar mengatakan, berkaca kepada sejarah pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya, masjid menjadi pusat peradaban. Sehingga dari pusat peradaban tersebut dapat melahirkan segala macam kemajuan dan kesejahteraan. 

Menurut masjid bukan hanya untuk tempat ibadah. Sebab segala aspek kehidupan masyarakat di sekitar masjid bisa diberdayakan melalui masjid. Pemberdayaan pendidikan, ekonomi dan kesehatan bisa dilakukan oleh masjid.

"Pendidikan, ekonomi dan kesehatan itu memungkinkan untuk diberdayakan masjid, masjid-masjid tertentu yang sudah besar memiliki klinik, toko, fintek untuk modal usaha," kata Absar. 

Dia menerangkan, berdasarkan sejarah, peradaban Islam dibangun dari masjid sejak zaman Rasulullah dan empat khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.  

Dia menilai pandangan yang keliru kalau masjid hanya digunakan untuk tempat ibadah mahdhah saja. Sekarang kebanyakan masjid hanya sampai menjadi tempat ibadah mahdhah.  

Ketua Bidang Bina Program dan ISO Masjid Al-Ikhlash Jatipadang di Jakarta Selatan, Rahadi Mulyanto, mengatakan manajemen anatomi masjid terbagi tiga, di antaranya ri'ayah (fisik) masjid, idaroh atau tata kelola administrasi dan keuangan masjid, serta program kerja masjid. Untuk memberdayakan masjid dan jamaahnya, perlu menaruh perhatian terhadap program kerja masjid.  

Menurutnya, pengurus masjid harus bisa menangkap potensi kearifan lokal dari aspek budaya, ekonomi, dan sosial di sekitar masjid. Berangkat dari hal tersebut baru bisa dibuat program-program pemerdayan masjid.   

"Setiap masjid punya potensi yang berbeda-beda, ada model masjid transit yang pengelolanya bisa melayani kebutuhan jamaah yang transit di sana, ada masjid yang menjadi fasilitator para pengrajin hingga produknya dikenal luas," jelasnya. 

Dia mengatakan setiap masjid memiliki potensi berbeda-beda. Jadi pengurus masjid dan jamaahnya harus pandai menangkap potensi di sekitar masjid tersebut. Artinya pendekatan untuk memberdayakan masjid dan jamaahnya bisa berbeda-beda tergantung potensi dan kearifan lokal di sana.

Rahadi menegaskan, keuangan masjid juga harus dikelola dengan baik, transparan dan tercatat dengan sangat baik pemasukan serta pengeluarannya.

Masjid-masjid yang sudah besar dan masjid-masjid di kantor serta kompleks biasanya sudah bagus tata kelola keuanganya. Namun, masih banyak masjid-masjid yang sangat sederhana sekali pembukuan atau catatan keuangannya.

"Uang masuk dan keluar seperti tidak ada perencanaan, kalau tata kelola keuangan masjid baik maka perencanaan program kerja masjid pun akan lebih baik nantinya," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement