Rabu 27 Mar 2019 22:29 WIB

Mantan Mendag: Kekuatan Ekonomi Umat Harus Bangkit

Umat Islam menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk kemajuan ekonomi.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Pengusaha sekaligus Mentri Perdagangan 2014 Muhammad Lutfi menyampaikan materi pada acara Rabu Hijrah berjudul Kebangkitan Ekonomi Umat, di Masjid Al Furqon, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Rabu (27/3).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengusaha sekaligus Mentri Perdagangan 2014 Muhammad Lutfi menyampaikan materi pada acara Rabu Hijrah berjudul Kebangkitan Ekonomi Umat, di Masjid Al Furqon, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Rabu (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Menteri Perdagangan M Luthfi mengatakan penduduk Indonesia sebagian besar adalah umat Islam. Jumlah ini menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk kemajuan ekonomi.

Luthfi menuturkan dengan potensi umat Islam yang besar, maka kekuatan ekonomi umat harus bisa ditingkatkan. Umat Islam harus berperan dalam pengembangan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga

"Ini momentum kekuatan umat Islam harus bangkit, harus berjalan dengan baik," kata Luthfi dalam acara Rabu Hijrah dengan tema 'Kebangkitan Ekonomi Umat' di Masjid Al Furqon Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu (27/3).

Pengusaha ini menuturkan saat ini penyerapan tenaga kerja Indonesia menjadi yang terbaik sepanjang sejarah. Penurunan kesenjangan ekonomi di angka 0,38 juga adalah yang terendah. Bahkan angka kemiskinan saat ini juga menjadi pertama kali dalam sejarah yang terendah.

Ia mengatakan kondisi ini menunjukkan ekonomi Indonesia sedang berkembang. Karenanya peran ekonomi ke-umatan diyakininya dapat membawa kesejahteraan Indonesia semakin meningkat.

Ia menyebutkan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tingkat dunia berada di posisi 15. Diprediksi tahun 2030 Indonesia akan berada di posisi 9. Inilah yang menjadi tantangan bangsa ke depan untuk bisa menjadi negara maju. Salah satunya dengan memanfaatkam ekonomi keumatan.

Menurutnya perkembangan ekonomi saat ini menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran negara kelas menengah. Tantangan dan jebakan sebagai negara kelas menengah harus bisa diantisipasi. Caranya adalah dengan memperbanyak investasi dalam infrastruktur juga menguasai perkembangan teknologi.

"Republik ini sebagian besar adalah umat Islam. Maka sukses dan gagalnya juga untuk umat," ujarnya.

Ia mengungkapkan gagasannya ke depan untuk membangun gerakan ekonomi umat yang dimulai dari masjid. Menurut dia masjid bisa menjadi titik kebangkitan ekonomi umat.

"Saya akan memulai suatu gerakan yaitu gerakan ekonomi Islam dari masjid. Masjid bukan hanya untuk ibadah shalat, zikir, dakwah, tapi juga tempat berpikir tentang ekonomi dan kekuatan Islam berdasarkan kemakmuran masjid," tuturnya.

Ketua Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Dr Jajang W Mahri menambahkan populasi umat Islam di dunia memang semakin bertambah signifikan tiap tahunnya. Pertambahan ini bahkan terjadi di seluruh dunia.

"Pada tahun 1900an populasi umat Islam hanya 12 persen. Pada 1990an naik jadi 20 persen. Tahun 2010 jadi 24 persen. Dan Insyaallah pada 2030 diprediksi akan mencapai 26 persen dari seluruh populasi di dunia. Artinya dakwah Islam semakin bagus," kata Jajang.

Ia mengatakan meskipun di Indonesia pertumbuhan penduduk umat Islam justru mengalamai penuruan hingga saat ini sekitar 76 persen. Meski demikian jumlah ini masih menunjukkan angka yang mayoritaa.

Oleh karenanya, kata dia, potensi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Pemerintah diharapkan dapat melihat potensi umat Islam untuk mengembangak ekonomi berbasis keumatan ke depannya.

"Kita harus optimistis karena penduduk muslim masih mayoritas. Apalagi berbicara bonus demografi ke depan. Ini jadi potensi yang harus dimanfaatkan," ujarnya.

Ratusan mahasiswa UPI mengikuti acara Rabu Hijrah yang diisi dengan talkshow mengenai Kebangkitan Ekonomi Umat. Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang telah tujuh kali diadakan di berbagai kota.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement