Kamis 28 Mar 2019 15:06 WIB

Italia Laporkan Imigran Bajak Kapal Tanker di Tengah Laut

Kapal kargo disebutkan dipaksa berlayar menuju Eropa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kapal pengangkut imigran menuju Italia
Foto: cbc
Kapal pengangkut imigran menuju Italia

REPUBLIKA.CO.ID, VALLETTA -- Dua pejabat Eropa mengatakan para imigran yang terombang-ambing di tengah laut membajak kapal kargo yang menyelamatkan mereka. Kapal itu dipaksa untuk berlayar menuju Eropa.

Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini mengidentifikasi kapal tersebut kapal tanker minyak Turki El Hiblu 1. Ia mengatakan kapal itu menyelamatkan 120 orang dan menggambarkan kejadian ini sebagai 'upaya pembajakan partama di lautan lepas yang dilakukan imigran'.

Baca Juga

Rute baru El Hiblu 1 membawa mereka ke pulau Lampedusa di Italia dan negara kepulauan Malta. Pemerintah kedua negara itu berjanji untuk mempertahankan perairan mereka di Laut Mediterania.

"Orang-orang terdampar, membajak kapal dagang yang menyelamatkan mereka karena meraka ingin memutuskan rute pelayaran kapal itu," kata Salvini, yang memimpin League Party, partai yang anti-imigran, seperti dikutip kantor berita ANSA, Kamis (28/3).

Belum ada kabar tentang nasib para kru El Hiblu 1. Informasi tentang pembajakan tersebut sulit didapatkan dan dikonfirmasi karena kapal tesebut masih berada di tengah laut.

Media-media Italia melaporkan kru kapal berencana untuk menyelamatkan kelompok imigran. El Hiblu 1 menuju perairan Italia dan Malta ketika imigran-imigran tersebut menguasai kapal.

Mediterranea, organisasi di luar pemerintah yang menyelamatkan kapal imigran dan mengawasi bagaimana pemerintah memperlakukan imigran meminta pemerintah memberikan belas kasih kepada imigran yang membajak kapal. Mediterranea mengatakan mereka berharap negara-negara Eropa akan bertindak 'atas nama hak asasi utama manusia, mengingatkan yang sedang dihadapi adalah orang-orang yang melarikan diri dari neraka'.

Angkatan Bersenjata Malta mengatakan personel militer sudah bersiaga dan kapal tanker tersebut juga masih berada di perairan Libya. Kepada media-media Malta, salah seorang pejabat negara itu mengatakan El Hiblu mengangkut 108 imigran.

Pejabat yang tidak sebutkan namanya tersebut juga mengatakan Malta tidak akan membiarkan pembajak kapal masuk ke perairan mereka. Menteri Dalam Negeri Italia Salvini mengatakan cuaca dalam kondisi yang tidak bagus dan kapal tersebut mendekati pulau Lempedusa. Ia berikan pesan kepada para pembajak 'lupakan Italia'.

Imigrasi besar-besaran ke Eropa turun drastis sejak 2015. Setelah benua itu menerima lebih dari satu juta pengungsi dan imigran dari Timur Tengah, Asia, dan Afrika. Ombak besar sering membuat krisis kemanusiaan yang membuat para imigran yang frustasi tenggalam dan akhirnya berakhir di Italia dan Yunani yang kesulitan menampung sejumlah besar pencari suaka.

Selain risiko di lautan, para imigran yang mencoba menyeberangi lautan juga harus berhadapan dengan penjaga pantai Libya. Mereka ditahan di pusat penahan yang kelompok hak asasi manusia gambarkan sebagai tempat yang sangat kumuh di mana para imigran kerap mendapatkan perlakukan dengan kasar.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement