Kamis 28 Mar 2019 17:45 WIB

Minim Armada, Sampah di Kabupaten Tangerang tak Terangkut

Kebiasaan masyarakat membuang sampah di lahan kosong juga menyulitkan pengangkutan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Friska Yolanda
Tumpukan sampah, pendangkalan dan penyempitan jadi bahaya kerusakan lingkungan di Muara Sungai Cisadane, Desa Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Tumpukan sampah, pendangkalan dan penyempitan jadi bahaya kerusakan lingkungan di Muara Sungai Cisadane, Desa Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengaku masih kekurangan unit truk untuk mengangkut sampah yang ada di wilayahnya. Akibatnya, hanya 58 persen saja persentase sampah yang bisa diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

"Saat ini kami hanya memiliki 190 truk sampah yang jumlah tersebut belum ideal memang untuk mengangkut semua sampah ke TPA Jatiwaringin," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Saefullah, Kamis (28/3).

Baca Juga

Syefullah menuturkan, meskipun truk yang ada sekarang berkapasitas 3,01 ton atau setara dengan 6,01 kubik, kapasitas itu masih belum mampu mencukupi kebutuhan pengangkutan sampah di Kabupaten Tangerang. Karena itu, DLHK telah melakukan beberapa program untuk mengentaskan isu sampah yang ada.

Sebenarnya yang saat ini menjadi masalah menurut Saefullah, bukanlah fasilitas truk sampah yang belum memadai jumlahnya. Kepedulian masyarakat yang minim kepada lingkungan juga menjadi persoalan menumpuknya sampah. 

Fenomena kebiasaan masyarakat yang sering kali membuang sampah di lahan kosong turut menyulitkan DLHK dalam membuang sampah yang ada. Pasalnya, sampah-sampah yang berada di luar tempat pembuangan sampah itu dimungkinkan sekali luput dari pandangan petugas.

"Banyak dari mereka (masyarakat) masih suka membuang sampah di lahan-lahan kosong yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah, makanya kita ada program pemberdayaan masyarakat dalam penanganan dan pengelolaan sampah," ujar Saefullah.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi sampah di Kabupaten Tangerang ini, Saeful mencontohkan dengan optimalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Ini merupakan sebuah sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang dinilai lebih efektif dan efesien.

Pembentukan Bank Sampah juga menjadi program pengurangan sampah yang dinilai juga sangat efisien karena mampu mengurangi sampah langsung pada sumbernya, yaitu sampah tumah tangga yang merupakan jumlah terbesar dari persentase sampah yang selama ini ada di TPA.

Wakil Bupati Kabupaten Tangerang, Mad Romli membenarkan adanya kekurangan armada truk sampah. Ia menuturkan bahwa diskusi untuk menambah armada itu sudah dilakukan dan akan dilaksanakan pada tahun depan.

"Akan dievaluasi terkait sampah ini, makanya DLHK akan kami pinta untuk memberi penyuluha. Di tiap Kecamatan, bagaimana sampah itu cukup sampai Kecamatan saja, jadi tidak terlalu jauh sampai ke TPA," ucap Mad Romli.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement