REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membandingkan tarif Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan ongkos ojek online dan biaya menggunakan kendaraan pribadi. Menurut dia, mahal atau murah tarif MRT tergantung dengan pilihan moda transportasi yang akan digunakan.
"Tergantung, jadi opsinya apa, naik ojek, naik motor sendiri, naik mobil, itulah komparasinya," ujar Anies di Kantor Walikota Jakarta Pusat, Kamis (28/3).
Ia membandingkan, jika menggunakan ojek online dan MRT Jakarta dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang berjarak sekitar 16 kilometer. Ia menyimulasikan, apabila tarif ojek online Rp 2.000 per kilometer maka penumpang harus mengeluarkan ongkos sekitar Rp 32 ribu.
Namun, kata Anies, tarif MRT dari Stasiun Lebak Bulus ke Stasiun Bundaran HI sebesar Rp 14.000. Sementara, kalau menggunakan kendaraan pribadi ada biaya untuk membeli bahan bakar dan menyewa tempat parkir.
"Ojek saja harganya Rp 32 ribu. Jamnya terprediksi nggak? Tidak. Kalau ini (MRT) kenyamanan tinggi, jamnya pasti harganya lebih murah dibanding ojek, itu maksud saya," kata Anies.
Sebelumnya Anies bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyepakati tarif MRT Jakarta pada Selasa (26/3). Tarif MRT berkisar Rp 3.000 untuk stasiun terdekat sampai Rp 14.000 untuk tujuan stasiun terjauh. Rata-rata harga akan bertambah Rp 1.000 per stasiunnya.
Anies menambahkan, penetapan tarif itu memperimbangkan emampuan (ability to pay) dan kesediaan (willingness to pay) masyarakat membayar ongkos transportasi MRT Jakarta. Ia berharap, pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan berbagai pilihan angkutan umum.